This new universalism of a ‘family

This new universalism of a ‘family of man’ constituting a global ‘family of nations’ did
not, however, completely discard perceptions of difference. The quest for comparability
made postcolonial economists conceive of different social institutions, value systems, and
beliefs as non-economic aspects. In the course of the disciplinary professionalization of
macroeconomics, these soft factors were pushed aside and handed over to the attention of
cultural anthropology and sociology. In the global economic order of knowledge, however,
a fundamental demarcation between developed and underdeveloped entities still prevailed,
which ran parallel to the old dichotomy between ‘civilized’ social groups and their ‘others’.

Results (Indonesian) 1:

universalisme baru ini 'keluarga manusia' merupakan sebuah 'keluarga bangsa-bangsa' global yang tidak
tidak, bagaimanapun, benar-benar membuang persepsi perbedaan. pencarian komparabilitas
dibuat ekonom postkolonial memahami lembaga yang berbeda sosial, sistem nilai, dan keyakinan
aspek non-ekonomi. dalam perjalanan profesionalisasi disiplin
makroekonomi,faktor-faktor lembut disingkirkan dan diserahkan kepada perhatian
antropologi budaya dan sosiologi. dalam tatanan ekonomi global pengetahuan, bagaimanapun,
demarkasi mendasar antara entitas maju dan terbelakang masih berlaku,
yang berlari sejajar dengan dikotomi lama antara kelompok-kelompok 'beradab' sosial dan mereka 'orang lain'.

Results (Indonesian) 2:

Agustine ini baru dari 'keluarga manusia' yang merupakan global 'keluarga bangsa-bangsa' Apakah
tidak, namun, benar-benar membuang persepsi perbedaan. Pencarian untuk keterbandingan
dibuat postkolonial ekonom hamil lembaga-lembaga sosial yang berbeda, nilai sistem, dan
keyakinan sebagai aspek non-ekonomi. Dalam disiplin profesionalisasi
makroekonomi, faktor-faktor ini lembut mendorong ke samping dan diserahkan ke perhatian
antropologi budaya dan sosiologi. Dalam tatanan ekonomi global pengetahuan, namun,
demarkasi yang mendasar antara entitas dikembangkan dan terbelakang masih menang,
yang berlari sejajar tua dikotomi antara kelompok sosial 'beradab' dan mereka 'lainnya'.