When the community idea was formall

When the community idea was formally declared by the leaders of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) in Bali in 2003, it was a bold and visionary decision. Some even felt that it was an overly ambitious undertaking given that its members are ruled under vastly different political systems, from an absolute monarchy (Brunei), communist States (Vietnam, Laos and Cambodia) and military juntas (Myanmar and now also Thailand), to semi-democracies-(Malaysia and Singapore) and nascent if not struggling democracies (the Philippines and Indonesia).

Results (Indonesian) 1:

Ketika ide masyarakat secara resmi dinyatakan oleh para pemimpin dari Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Bali pada tahun 2003, itu adalah keputusan yang berani dan visioner. Beberapa bahkan merasa bahwa itu terlalu ambisius melakukan mengingat bahwa para anggotanya yang memerintah di bawah sistem politik yang sangat berbeda, dari monarki mutlak (Brunei), negara-negara komunis (Vietnam, Laos, dan Kamboja) dan junta militer (Myanmar dan sekarang juga Thailand), untuk demokrasi semi-(Malaysia and Singapore) dan baru lahir jika tidak berjuang demokrasi (Filipina dan Indonesia).

Results (Indonesian) 2:

Ketika ide masyarakat secara resmi dinyatakan oleh para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Bali pada tahun 2003, itu adalah keputusan yang berani dan visioner. Beberapa bahkan merasa bahwa itu adalah suatu usaha yang terlalu ambisius mengingat bahwa anggotanya diperintah dengan sistem politik yang sangat berbeda, dari monarki absolut (Brunei), Negara komunis (Vietnam, Laos dan Kamboja) dan junta militer (Myanmar dan sekarang juga Thailand), semi-democracies- (Malaysia dan Singapura) dan baru lahir jika tidak berjuang demokrasi (Filipina dan Indonesia).