Most Islamic banking products in Ta

Most Islamic banking products in Tanzania are offered through Islamic windows. The first full-fledged Islamic bank licensed by BoT is Amana Bank Ltd incorporated in 2011 (Chalu, 2014). For a robust industry, the regulatory and supervisory framework should not only support financial inclusion but also consumer protection through the enforcement of related laws and regulations that emphasize disclosure and transparency, complaint handling process and dispute settlement. As far back as 2005, one of the major recommendations of the Tanzania Payment System – Vision and Strategic Framework was the need for a dispute resolution mechanism to facilitate payment system in the country. The Vision also recommended that BoT “should work out modalities and put in place a simple, less expensive and speedy dispute resolution mechanism. This may take the form of tribunal and/or banking ombudsmen”. There has not been a meaningful reform in the aspect of banking dispute resolution 10 years after this important recommendation.
Disputes are inevitable in commercial transactions, as these are envisaged even in the classical Islamic commercial law where appropriate mechanisms have been prescribed for dispute settlement. The nature of modern banking business makes the industry more complex than the traditional financing models in Islam, and hence the need for well-structured and effective dispute resolution mechanism in the overall banking architectural framework. It goes without saying that most of the disputes in the banking industry, including Islamic banking, are resolved through litigation being the most formal process of dispute resolution. To this end, there have been misgivings about the effectiveness of litigation in the Islamic banking sector in particular considering the general preference for amicable dispute resolution or what is now known as alternative dispute resolution (ADR) in commercial matters in Islamic law. It has been argued that as Islamic banking is governed by core principles of Islamic commercial values, the settlement of related disputes should also be premised on core ethical values. It is trite that amicable dispute settlement is the default rule in Islamic commercial disputes (Sunan Abu-Dawud, Hadith No. 3,587). The Qur’an states that “if two parties among the Believers fall into a quarrel make ye peace between them […]” (Qur’an 49: 9). The Prophet (PBUH) also encouraged peaceful settlement as reported to have stated that “he who makes peace between the people by inventing good information or saying good things, is not a liar” (Sahih Bukhari, Hadith No. 870). These principles of amicable dispute resolution have been developed into standard processes of dispute management in classical Islamic law (Abdul et al., 2013). But in most jurisdictions across the world, including Tanzania, the court remains the favourable forum for banking dispute settlement.

Results (Indonesian) 1:

Sebagian besar produk perbankan Syariah di Tanzania ditawarkan melalui jendela Islam. Bank Islam penuh pertama dilisensi oleh BoT adalah Amana Bank Ltd didirikan di tahun 2011 (Chalu, 2014). Untuk industri yang kuat, kerangka peraturan dan pengawasan harus tidak hanya mendukung inklusi keuangan, tetapi juga perlindungan konsumen melalui penegakan hukum terkait dan peraturan yang menekankan keterbukaan dan transparansi, proses dan sengketa pemukiman penanganan complaint. Sejak tahun 2005, salah satu rekomendasi utama dari sistem pembayaran Tanzania-visi dan kerangka strategis adalah perlunya mekanisme penyelesaian sengketa untuk memfasilitasi sistem pembayaran di Indonesia. Visi juga dianjurkan bahwa BoT "harus berolahraga modalitas dan menempatkan sederhana, kurang mekanisme penyelesaian sengketa yang mahal dan cepat. Ini dapat mengambil bentuk Majelis dan/atau Ombudsman perbankan". Belum ada reformasi bermakna dalam aspek perbankan penyelesaian sengketa 10 tahun setelah rekomendasi penting ini.Sengketa yang tidak dapat dihindari dalam transaksi komersial, seperti ini dibayangkan bahkan dalam hukum komersial Islam klasik dimana mekanisme yang tepat telah ditentukan untuk penyelesaian sengketa. Sifat bisnis perbankan modern membuat industri lebih kompleks daripada model-model pembiayaan tradisional dalam Islam, dan karenanya memerlukan mekanisme penyelesaian sengketa yang terstruktur dengan baik dan efektif dalam keseluruhan perbankan Arsitektur kerangka kerja. Tak usah dikatakan bahwa kebanyakan perselisihan dalam industri perbankan, termasuk perbankan Islam, diselesaikan melalui litigasi yang paling formal proses penyelesaian sengketa. Untuk tujuan ini, telah ada keraguan tentang efektivitas litigasi di sektor perbankan Syariah yang khususnya mempertimbangkan preferensi umum untuk resolusi damai sengketa atau apa yang sekarang dikenal sebagai alternatif penyelesaian sengketa (ADR) dalam hal komersial dalam hukum Islam. Ia telah menyatakan bahwa sebagai perbankan Syariah diatur oleh prinsip-prinsip inti dari nilai-nilai komersial Islam, penyelesaian sengketa terkait harus juga akan didasarkan pada nilai-nilai etis inti. Sudah usang bahwa penyelesaian sengketa damai adalah aturan default dalam Islam perselisihan komersial (Sunan Abu-Dawud, Hadis No. 3,587). Qur'an menyebutkan bahwa "jika dua pihak antara orang percaya yang jatuh ke dalam pertengkaran membuat kamu perdamaian antara mereka [...]" (Qur'an 49:9). Nabi (saw) juga mendorong penyelesaian damai seperti yang dilaporkan telah menyatakan bahwa "dia yang membuat perdamaian antara rakyat dengan penemuan informasi yang baik atau mengatakan hal-hal yang baik, tidak pembohong" (Sahih Bukhari, Hadis No. 870). Prinsip-prinsip penyelesaian sengketa damai telah dikembangkan menjadi standar proses manajemen sengketa dalam hukum Islam klasik (Abdul et al., 2013). Tetapi di banyak wilayah di seluruh dunia, termasuk Tanzania, pengadilan tetap forum menguntungkan untuk perbankan penyelesaian sengketa.

Results (Indonesian) 2:

Sebagian besar produk perbankan syariah di Tanzania yang ditawarkan melalui jendela Islam. Pertama bank Islam yang penuh lisensi oleh MWA adalah Amana Bank Ltd didirikan pada tahun 2011 (Chalu 2014). Untuk industri yang kuat, kerangka peraturan dan pengawasan tidak hanya harus mendukung inklusi keuangan tetapi juga perlindungan konsumen melalui penegakan hukum terkait dan peraturan yang menekankan keterbukaan dan transparansi, proses penanganan keluhan dan penyelesaian sengketa. Sejauh tahun 2005, salah satu rekomendasi utama dari Sistem Pembayaran Tanzania - Visi dan Kerangka Kerja Strategis adalah perlunya mekanisme penyelesaian sengketa untuk memudahkan sistem pembayaran di negara ini. Visi juga merekomendasikan bahwa MWA "harus bekerja keluar modalitas dan menempatkan mekanisme penyelesaian sengketa sederhana, lebih murah dan cepat. Ini mungkin mengambil bentuk pengadilan dan / atau ombudsman perbankan ". Belum ada reformasi yang berarti dalam aspek penyelesaian sengketa perbankan 10 tahun setelah rekomendasi penting ini.
Sengketa yang tak terelakkan dalam transaksi komersial, karena ini tergambar bahkan dalam hukum dagang Islam klasik di mana mekanisme yang tepat telah diresepkan untuk penyelesaian sengketa. Sifat bisnis perbankan modern membuat industri lebih kompleks daripada model pembiayaan tradisional dalam Islam, dan karenanya kebutuhan untuk mekanisme penyelesaian sengketa yang terstruktur dan efektif dalam keseluruhan kerangka arsitektur perbankan. Tak perlu dikatakan bahwa sebagian besar perselisihan di industri perbankan, termasuk perbankan syariah, yang diselesaikan melalui litigasi menjadi proses yang paling formal penyelesaian sengketa. Untuk tujuan ini, telah ada keraguan tentang efektivitas litigasi di sektor perbankan syariah khususnya mempertimbangkan preferensi umum untuk penyelesaian sengketa damai atau apa yang sekarang dikenal sebagai alternatif penyelesaian sengketa (ADR) dalam hal komersial dalam hukum Islam. Telah berpendapat bahwa perbankan Islam diatur oleh prinsip-prinsip inti dari nilai-nilai komersial Islam, penyelesaian sengketa terkait juga harus didasarkan pada nilai-nilai etika inti. Hal ini basi yang damai penyelesaian sengketa adalah aturan default dalam perselisihan komersial Islam (Sunan Abu-Dawud, Hadis No. 3587). Al-Qur'an menyatakan bahwa "jika dua pihak antara orang mukmin jatuh ke dalam perdamaian pertengkaran make kamu di antara mereka [...]" (Al-Qur'an 49: 9). Nabi (saw) juga mendorong penyelesaian damai seperti yang dilaporkan telah menyatakan bahwa "dia yang membuat perdamaian antara orang-orang dengan menciptakan informasi yang baik atau mengatakan hal-hal yang baik, bukan pembohong" (Sahih Bukhari, Hadis No. 870). Prinsip-prinsip ini penyelesaian sengketa damai telah berkembang menjadi proses standar manajemen sengketa dalam hukum Islam klasik (Abdul et al., 2013). Tapi di kebanyakan yurisdiksi di seluruh dunia, termasuk Tanzania, pengadilan tetap forum menguntungkan bagi penyelesaian sengketa perbankan.