A recent review demonstrated that m

A recent review demonstrated that mental health problems are a leading cause of health-related disability in children and adolescents worldwide [1]. Even though children and adolescents constitute around 50% of the population in low- and middle-income countries (LMICs), their mental health needs are generally neglected [2],[3]. This is especially the case in settings where children are surrounded by perpetual violence and poverty [4],[5]. Violence may impact mental health and broader aspects of psychological and social well-being [4],[6]. This situation requires an intervention response that is comprehensive, as well as affordable, effective, and feasible to scale up.

Results (Indonesian) 1:

sebuah tinjauan terbaru menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental merupakan penyebab utama kecacatan yang berhubungan dengan kesehatan pada anak-anak dan remaja di seluruh dunia [1]. meskipun anak-anak dan remaja merupakan sekitar 50% dari populasi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (lmics), kebutuhan kesehatan mental mereka umumnya diabaikan [2], [3].ini terutama terjadi dalam pengaturan di mana anak-anak dikelilingi oleh kekerasan dan kemiskinan abadi [4], [5]. kekerasan dapat mempengaruhi kesehatan mental dan aspek yang lebih luas dari psikologis dan kesejahteraan sosial [4], [6]. Situasi ini membutuhkan respon intervensi yang komprehensif, serta terjangkau, efektif, dan layak untuk meningkatkan.

Results (Indonesian) 2:

Review baru-baru ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental adalah penyebab utama kesehatan yang berhubungan dengan kecacatan pada anak-anak dan remaja di seluruh dunia [1]. Meskipun anak-anak dan remaja merupakan sekitar 50% populasi di berpenghasilan rendah dan menengah negara (LMICs), kebutuhan kesehatan mental mereka yang umumnya diabaikan [2], [3]. Ini adalah terutama terjadi dalam pengaturan di mana anak-anak dikelilingi oleh abadi dan melarat [4], [5]. Kekerasan dapat mempengaruhi kesehatan mental dan aspek-aspek yang lebih luas dari psikologis dan kesejahteraan sosial [4], [6]. Situasi ini memerlukan respon intervensi yang komprehensif, serta terjangkau, efektif, dan layak untuk skala.