2 Method Engineering for Agile Serv

2 Method Engineering for Agile Service Development
Situationality is the ability of a method to respond and adapt to a specific environment
based on defined characteristics [4, 6]. Although scholars approach the concept from
different viewpoints, the fundamental basis is the creation of reusable method parts
called method fragments [7] or method chunks [8]. The method fragments are stored
in a repository called the method base. In addition to the method fragments, also assembly rules and situational factors are stored inside the method base [5].
Utilizing the perspective of situationality, method fragments can be used to provide
some degree of agility with respect to the project at hand. Regarding the assembly of
method fragments, our approach follows the configuration process for situational
method engineering as proposed by Brinkkemper [4]. However, our approach adds a
second dimension of agility in operational execution.
Due to changes, predictable or unpredictable, in the environment, the method must
be able to quickly adjust to the situation at hand. The method engineering process
proposed by Brinkkemper [4] incorporates this by means of a build-in feedback loop.
This feedback loop facilitates selecting new process alternatives in terms of method

Results (Indonesian) 2:

2 Metode Teknik untuk Agile Development Service
Situationality adalah kemampuan metode untuk merespon dan beradaptasi dengan lingkungan tertentu
berdasarkan karakteristik yang didefinisikan [4, 6]. Meskipun ulama mendekati konsep dari
sudut pandang yang berbeda, dasar fundamental adalah penciptaan metode yang dapat digunakan kembali bagian
yang disebut metode fragmen [7] atau metode potongan [8]. Metode fragmen disimpan
dalam repositori disebut basis metode. Selain fragmen metode, juga perakitan aturan dan faktor situasional disimpan dalam basis [5] Metode.
Memanfaatkan perspektif situationality, metode fragmen dapat digunakan untuk menyediakan
beberapa tingkat kelincahan sehubungan dengan proyek di tangan. Mengenai perakitan
metode fragmen, pendekatan kami mengikuti proses konfigurasi untuk situasional
metode rekayasa seperti yang diusulkan oleh Brinkkemper [4]. Namun, pendekatan kami menambahkan
dimensi kedua kelincahan dalam pelaksanaan operasional.
Karena perubahan, diprediksi atau tak terduga, di lingkungan, metode harus
dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi. Proses metode rekayasa
yang diusulkan oleh Brinkkemper [4] menggabungkan ini dengan cara build-in umpan balik.
Umpan balik ini memudahkan memilih alternatif proses baru dalam hal metode