Similarly in the interactional soci

Similarly in the interactional sociolinguistic literature on intercultural communication, non standard varieties of language, it is argued, are a dimension of racial discrimination, and in ethnographic studies of code-switching and linguistic variation as resource (Hewitt, 1986; Rampton, 1995), Creoles, patois, and other varieties are frequently represented by their speakers as “broken” languages as well as a resource for identity maintenance and resistance to hegemonic practices. Since identity is communicatively produced, communicative resources can be used to charge a particular setting with

Results (Malay) 1:

Begitu juga dalam kesusasteraan sociolinguistic interactional perhubungan antara budaya, bebas standard jenis bahasa, ia adalah berpendapat, adalah satu dimensi diskriminasi kaum, dan etnografi kajian penukaran kod dan Bahasa kepelbagaian sebagai sumber (Hewitt, 1986; Rampton, 1995), Creoles, patois dan Varieti lain sering diwakili oleh penuturnya sebagai bahasa "pecah" dan juga sumber untuk pengekalan identiti dan rintangan kepada amalan-amalan hegemonic. Sejak pengenalan communicatively dihasilkan, sumber komunikasi boleh digunakan untuk mengenakan suasana tertentu dengan

Results (Malay) 2:

Begitu juga dalam kesusasteraan sosiolinguistik yang interaksi komunikasi antara budaya, jenis standard bukan bahasa, ia diperdebatkan, adalah dimensi diskriminasi kaum, dan dalam kajian etnografi kod-switching dan variasi linguistik sebagai sumber (Hewitt, 1986; Rampton, 1995), Creoles, loghat daerah, dan jenis lain sering diwakili oleh orang mereka sebagai "pecah" bahasa dan juga sebagai sumber untuk penyelenggaraan pengenalan dan rintangan kepada amalan hegemoni. Sejak identiti communicatively dihasilkan, sumber komunikasi boleh digunakan untuk mengenakan suasana yang tertentu dengan