The defi nition recognized the real

The defi nition recognized the realities of the post - Cold War era in which the prevention of nuclear war between the superpowers was no longer the focal concern. Instead, the problem of structural violence, which kills people slowly though the deprivation of human needs, assumed much greater impor-tance as peace psychologists in the majority
world (i.e., the developing parts of the world that comprise two - thirds of the world) began to assert their interests and concerns. Accordingly, a 2 × 2 matrix was proposed that organized topics in the book and cap-tured some of the intellectual currents in peace psychology around the world:

Results (Indonesian) 1:

Konten diakui realitas pos - era perang dingin di mana pencegahan nuklir perang antara negara adidaya adalah tidak lagi fokus perhatian. Sebaliknya, masalah kekerasan struktural, yang membunuh orang perlahan-lahan meskipun kekurangan kebutuhan manusia, mengambil lebih banyak impor-bantuan sebagai psikolog perdamaian di sebagian besar dunia (yaitu, mengembangkan bagian-bagian dunia yang terdiri dari dua-pertiga dunia) mulai menegaskan kepentingan dan keprihatinan mereka. Dengan demikian, 2 × 2 matriks diusulkan yang diselenggarakan topik dalam buku dan cap-tured beberapa arus intelektual dalam psikologi perdamaian di seluruh dunia:

Results (Indonesian) 2:

The defi nisi mengakui realitas pasca - era Perang Dingin di mana pencegahan perang nuklir antara negara adidaya itu tidak lagi perhatian fokus. Sebaliknya, masalah kekerasan struktural, yang membunuh orang perlahan-lahan meskipun perampasan kebutuhan manusia, diasumsikan jauh lebih besar impor-dikan sebagai psikolog perdamaian di sebagian
dunia (yaitu, bagian berkembang di dunia yang terdiri dari dua - pertiga dari dunia) mulai untuk menegaskan kepentingan dan keprihatinan mereka. Dengan demikian, 2 × 2 matriks diusulkan bahwa diselenggarakan topik dalam buku dan topi-tured beberapa arus intelektual dalam psikologi perdamaian di seluruh dunia: