Other common criticisms of TBLT rel

Other common criticisms of TBLT related to contextual factors in EFL countries such as Japan are: a) that because students in TBLT classrooms are free to use whatever language is available to them to complete a task, and thus miss potential target grammar/lexis, TBLT is not useful for exam preparation (a focus of many learning situations in Japan), which, so the argument goes, requires focus on discrete items (Meas, 2010; Sato,

Results (Indonesian) 1:

Kritik lain umum terhadap TBLT berkaitan dengan faktor-faktor kontekstual di EFL negara seperti Jepang:) karena siswa di kelas TBLT bebas untuk menggunakan bahasa apapun tersedia bagi mereka untuk menyelesaikan tugas, dan dengan demikian potensi miss menargetkan tata bahasa/lexis, TBLT tidak berguna untuk persiapan ujian (fokus banyak situasi belajar di Jepang), yang, jadi argumen , membutuhkan fokus pada diskrit item (Meas, 2010; Sato,

Results (Indonesian) 2:

kritik umum lainnya dari TBLT terkait dengan faktor-faktor kontekstual di negara-negara EFL seperti Jepang adalah: a) bahwa karena siswa di kelas TBLT bebas menggunakan bahasa apa pun yang tersedia bagi mereka untuk menyelesaikan tugas, dan dengan demikian kehilangan target potensial tata bahasa / lexis, TBLT tidak berguna untuk persiapan ujian (fokus dari banyak situasi belajar di Jepang), yang, sehingga argumen itu, membutuhkan fokus pada item diskrit (Meas, 2010; Sato,