Results (
Indonesian) 2:
[Copy]Copied!
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA TERKAIT
Pada bab ini penulis akan menyajikan review dari unsur intrinsik terkait dengan novel ini, yang pertama adalah tema dan yang kedua adalah karakterisasi.
2.1 Tema
Tema Adalah gagasan Utama ATAU Pikiran pokok SEBUAH karya sastra (Tarigan, 2002: 7). Jika kita membaca fiksi, sering merasa bahwa penulis tidak hanya ingin menyampaikan sebuah cerita dengan cerita. Ada sesuatu untuk penulis disajikan melalui cerita. Alasan penulis ingin menyampaikan cerita hendak menyajikan sebuah ide.
Menurut Sudjiman (2002: 50) bahwa Yang disebut tema Adalah gagasan, ide, ATAU Pikiran Utama Yang mendasari karya sastra. Jadi dalam arti pertanyaan tertutup dan tujuan dari penulis untuk pembaca.
Tema jangka biasanya sering disamakan pemahamannya dengan topik, namun keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Topik karya adalah subyek pembicaraan, sedangkan tema adalah ide sentral, itu adalah sesuatu yang akan berjuang keluar dalam dan melalui karya fiksi. Realisasi tema dalam fiksi, biasanya didasarkan pada alasan atau motif action figure.
Pengertian lain tentang tema diungkapkan oleh Hartoko dan Nurgiyantoro Rachmanto (2000; 68) Teks bahwa tema nerupakan gagasan dasar dasar Sales manager Yang menopang SEBUAH karya sastra Yang terkandung Didalam sebagai Struktur Semantik Dan yang menyangkut Persamaan-Persamaan ATAU Perbedaan-Perbedaan.
tema dari karya sastra termasuk cerpen selalu berhubungan dengan makna kehidupan. Melalui karyanya yang penulis menawarkan arti khusus dalam hidup dengan cara melihat masalah sebagai dia melihat itu.
Tema ini merupakan elemen penting yang harus ada dalam sebuah cerita pendek, baik secara implisit maupun eksplisit, karena tema cerita. Seperti diungkapkan oleh Tarigan (1985; 125):
* setiap fiksi harus memiliki tema dasar atau yang memiliki tujuan atau sasaran.
* Tema adalah dasar atau arti dari sebuah cerita.
* Tema adalah pandangan hidup tertentu atau perasaan tertentu membentuk atau membangun dasar-dasar gagasan utama dari sebuah karya sastra.
dalam sebuah fiksi, fungsi tema untuk berkontribusi pada unsur-unsur lain dari fiksi, seperti plot, karakter, dan pengaturan. Penulis menyusun plot, menciptakan karakter dan berperilaku dalam suatu lingkungan tertentu, sebenarnya merupakan respon terhadap tema yang dipilih dan yang akan selalu dipecat (Heriyanto dan Rahmanto, 1998; 220).
Tema ini biasanya tercantum secara eksplisit oleh penulis. Menurut Sumardjo dan Saini k. M (1997; 57) dalam sebuah cerita pendek yang sukses, tema itu menyamar dalam sebuah elemen. Penulis menggunakan dialog karakter, cara pikirannya, peristiwa cerita. Untuk menegaskan kembali atau mengarahkan isi tema, penulis biasanya dinyatakan tema oleh siluman dalam dialog atau karakter utama dalam cerita adegan.
Berbicara tentang penggunaan metode untuk mengatur tema cerita, perlu penting untuk mengatakan bahwa dalam muncul tema dengan menganalisis cerita dan juga karakter telah dibenarkan. Prinsip merumuskan tema cerita, menurut mengutip L. Perrine, S. Harjono (1987: 2,44-2,45) memberikan beberapa jenis prinsip untuk merumuskan tema, yaitu:
a. Tema harus dinyatakan sebagai generalisasi tentang kehidupan dalam mengekspresikan tema, menggunakan nama karakter dari cerita, menyebutkan nama dia membuat pernyataan tertentu, dan harus dihindari untuk menyebutkan nama-nama karakter dan layak untuk digunakan.
B. Tema sebagai konsep utama, karena harus menutupi dan menjelaskan setiap kejadian detail dari cerita, dan tema tidak dapat didasarkan pada fakta-fakta perkiraan, dinyatakan atau tersirat dalam cerita, tidak asumsi bahwa satu mendapatkan dari pengalamannya. Tema harus dalam cerita, tidak di luar cerita
c. Pendekatan cerita tematik pendekatan masalah yang hanya memiliki satu interpretasi tema mewakili nilai-nilai kemanusiaan yang terikat dapat pasti dinyatakan dengan lebih dari satu cara.
D. The merumuskan tema dalam cerita, itu harus menyatakan ide sentral jelas, itu berarti bahwa penulis telah memilih topik tertentu yang menjadi ide utama dari seluruh cerita, maka negara jenis ide pendukung yang membuat cerita lebih berbohong sampai akhir.
dari definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa ide dasar dari tema ini cerita yang mengekspos dasar-dasar pengembangan untuk cerita yang menjiwai seluruh cerita, serta menjadi titik awal dari penulis dalam karya penciptaan. Untuk menentukan tema cerita, pembaca harus memahami terlebih dahulu seluruh cerita dengan sangat menghargai cara unsur-unsur karya sastra.
2.2 Karakterisasi
Setiap Novel tentu memiliki karakter yang sengaja dibuat untuk membawa cerita, menciptakan karakter dengan semua variasi dan di mana karakternya disebut sebagai penokohan.
karakterisasi jangka oleh Sudjiman (1990; 61) diartikan sebagai penciptaan citra Didalam karya sastra. Tokoh tersebut diciptakan Oleh pengarang Beroperasi menyakinkan sehingga Pembaca merasa SeolAh-olah berhadapan DENGAN Manusia sebenarnya.
Sedangkan menurut HG Tarig
Being translated, please wait..
