ConclusionThe information provided

Conclusion
The information provided here about Asian cultures is meant to assist clinicians by providing a general framework. No hard and fast rules about interacting with Asian patients/families are being offered because they would lead to stereotyping.
A cross-cultural mindset requires understanding one’s own health beliefs and behaviors first and then applying that baseline of understanding as a means of making effective comparisons across cultures. Clinicians can learn more about specific cultures by using published references, consulting colleagues from other ethnic groups, and speaking to interpreters and community members. Learning to ask patients questions in a culturally sensitive way is also a crucial tool for gaining knowledge.
Finally, individuals subscribe to group norms to varying degrees. Factors such as socio-economics, education, degree of acculturation and English proficiency have an enormous impact on an individual’s health beliefs and behaviors. So does religion. All these factors challenge one’s ability to understand and treat patients in cross-cultural settings, but meeting those challenges can be vital in reducing health disparities for Asian people in the U.S.

Results (Indonesian) 1:

KesimpulanInformasi yang diberikan di sini tentang budaya Asia ini dimaksudkan untuk membantu dokter dengan menyediakan kerangka kerja umum. Tidak ada aturan keras dan cepat tentang interaksi dengan pasien/keluarga Asia yang ditawarkan karena mereka mengarah ke stereotip.Pola pikir Antarbudaya membutuhkan pemahaman sendiri kesehatan keyakinan dan perilaku pertama dan kemudian menerapkan pemahaman sebagai sarana untuk membuat perbandingan yang efektif di seluruh budaya yang dasar. Dokter dapat belajar lebih banyak tentang budaya yang spesifik dengan menggunakan referensi cetak, konsultasi rekan dari kelompok etnis lainnya, dan berbicara kepada juru bahasa, dan anggota masyarakat. Belajar untuk mengajukan pertanyaan pasien secara sensitif kultural juga adalah alat penting untuk memperoleh pengetahuan.Akhirnya, individu berlangganan norma-norma kelompok untuk berbagai derajat. Faktor-faktor sosio-ekonomi, pendidikan, tingkat akulturasi dan kemahiran berbahasa Inggris memiliki dampak besar pada kesehatan individu keyakinan dan perilaku. Jadi Apakah agama. Semua faktor ini menantang kemampuan seseorang untuk memahami dan memperlakukan pasien dalam pengaturan Antarbudaya, tetapi Rapat tantangan tersebut dapat menjadi vital dalam mengurangi Kesehatan kesenjangan untuk orang-orang Asia di AS

Results (Indonesian) 2:

Kesimpulan
Informasi yang diberikan di sini tentang budaya Asia dimaksudkan untuk membantu dokter dengan menyediakan kerangka umum. Tidak ada aturan keras dan cepat tentang berinteraksi dengan Asia pasien / keluarga yang ditawarkan karena mereka akan menyebabkan stereotip.
Sebuah pola pikir lintas budaya membutuhkan kepercayaan kesehatan pemahaman sendiri dan perilaku pertama dan kemudian menerapkan bahwa dasar pemahaman sebagai sarana membuat perbandingan yang efektif lintas budaya. Dokter dapat mempelajari lebih lanjut tentang budaya tertentu dengan menggunakan referensi yang diterbitkan, konsultasi rekan dari kelompok etnis lain, dan berbicara kepada juru bahasa, dan anggota masyarakat. Belajar untuk meminta pasien pertanyaan dengan cara yang sensitif budaya juga merupakan alat penting untuk memperoleh pengetahuan.
Akhirnya, individu berlangganan norma kelompok untuk berbagai derajat. Faktor-faktor seperti sosial ekonomi, pendidikan, derajat akulturasi dan kemampuan bahasa Inggris memiliki dampak yang besar terhadap keyakinan kesehatan individu dan perilaku. Begitu juga agama. Semua faktor ini menantang kemampuan seseorang untuk memahami dan mengobati pasien dalam pengaturan lintas budaya, tetapi menghadapi tantangan tersebut dapat menjadi vital dalam mengurangi kesenjangan kesehatan bagi orang Asia di AS