Rehabilitation considerations are n

Rehabilitation considerations are now incorporated into mine planning such that it becomes a major governing factor in mining operations, waste disposal and site closure (Johnson et al. 1994). However, there is a considerable past legacy of poor reclamation practice that, at best, has not provided any successful ecosystem development, and certainly no consideration of biodiversity losses and gains per se. Nonetheless, it is an indisputable fact that the reclaimed land surface remains indefinitely, post-mining, and must be able to meet the major goal of 'sustainability', which is the maintenance of the land use options of future generations (Haigh 1993). In this context, ecological rehabilitation of mined land represents one of, if not the, best approach to promote both sustainability and the safeguarding of biodiversity.

Results (Indonesian) 1:

Rehabilitasi pertimbangan sekarang dimasukkan ke dalam rencana tambang yang menjadi faktor pemerintahan utama dalam operasi penambangan, pembuangan limbah dan penutupan situs (Johnson et al. 1994). Namun, ada cukup masa lalu warisan miskin reklamasi berlatih itu, di terbaik, belum menyediakan setiap pengembangan sukses ekosistem, dan pasti ada pertimbangan keanekaragaman hayati kerugian dan keuntungan per se. Meskipun demikian, ini adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa permukaan tanah reklamasi tetap tanpa batas, pasca penambangan, dan harus mampu memenuhi tujuan utama 'keberlanjutan', yang adalah pemeliharaan pilihan penggunaan tanah generasi masa depan (Haigh 1993). Dalam konteks ini, ekologi rehabilitasi lahan ditambang merupakan salah satu, jika tidak, pendekatan yang terbaik untuk mempromosikan keberlanjutan dan menjaga keanekaragaman hayati.

Results (Indonesian) 2:

pertimbangan rehabilitasi sekarang dimasukkan ke dalam perencanaan tambang rupa sehingga menjadi faktor pemerintahan utama dalam operasi pertambangan, pembuangan limbah dan situs penutupan (Johnson et al. 1994). Namun, ada warisan yang cukup masa lalu praktek reklamasi miskin yang, di terbaik, belum memberikan perkembangan ekosistem yang sukses, dan tentu saja tidak ada pertimbangan kerugian keanekaragaman hayati dan keuntungan per se. Meskipun demikian, itu adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa permukaan tanah reklamasi tetap tanpa batas, pasca tambang, dan harus mampu memenuhi tujuan utama dari 'keberlanjutan', yang merupakan pemeliharaan opsi penggunaan lahan dari generasi masa depan (Haigh 1993). Dalam konteks ini, rehabilitasi ekologi lahan ditambang merupakan salah satu, jika tidak, pendekatan terbaik untuk mempromosikan keberlanjutan dan pengamanan keanekaragaman hayati.