Freeman (1984a), in hisoriginal sta

Freeman (1984a), in hisoriginal stakeholder theory, saw it as the “stakeholders in a system”.Equally, Ackoff (1974) argued that to deal with system problems (es-pecially soft systems problems involving human activities), all stake-holders should become participants. His view was that even whenthere were apparent conflicts between different stakeholder groups,it should be possible with open debate and discussion, to design asystem that could be acceptable to all. He encapsulated this in themaxim “design an ideal future and then bring it about”.

Results (Indonesian) 1:

Freeman (1984a), dalam bukunya
teori stakeholder asli, melihatnya sebagai “pemangku kepentingan dalam suatu sistem”.

Sama, Ackoff (1974) berpendapat bahwa untuk menangani masalah sistem (es-
pecially masalah sistem lunak yang melibatkan aktivitas manusia), semua stake-
pemegang harus menjadi peserta. Pandangannya adalah bahwa bahkan ketika

ada konflik nyata antara kelompok pemangku kepentingan yang berbeda,
itu harus mungkin dengan debat terbuka dan diskusi, untuk merancang sebuah
sistem yang bisa diterima semua. Dia dikemas ini dalam

pepatah “merancang masa depan yang ideal dan kemudian membawanya tentang”.

Results (Indonesian) 2:

Freeman (1984a), dalam
teori pemangku kepentingan asli, memandangnya sebagai "pemangku kepentingan dalam suatu sistem".

Sama, Ackoff (1974) berpendapat bahwa untuk menangani masalah sistem
masalah sistem yang lebih lunak yang melibatkan aktivitas manusia),
pemegang saham harus menjadi peserta. Pandangan-nya adalah bahwa bahkan ketika

konflik antara kelompok pemangku kepentingan yang berbeda,
itu harus mungkin dengan perdebatan dan diskusi terbuka, untuk merancang sebuah
sistem yang dapat diterima oleh semua. Dia merangkum ini dalam

Maxim "desain masa depan yang ideal dan kemudian membawanya tentang".