Regimes, after all, are human artif

Regimes, after all, are human artifacts reflecting instrumental origins, and a property regime is fundamentally instrumental in nature.

That is, property regimes take on their special character by virtue of collective perceptions regarding what is scarce (and hence possibly worth protecting with rights), and what is valuable (and hence certainly worth protecting with rights).

Property is a social instrument, and particular property regimes are chosen for particular purposes.

Results (Indonesian) 1:

Rezim, setelah semua, manusia artefak yang mencerminkan asal-usul instrumental, dan sebuah rezim properti fundamental berperan dalam alam. Yaitu properti rezim mengambil karakter khusus berdasarkan kolektif persepsi mengenai apa itu langka (dan dengan demikian mungkin layak dilindungi dengan hak), dan apa yang berharga (dan karenanya pasti layak dilindungi dengan hak). Properti adalah alat sosial, dan properti tertentu rezim yang dipilih untuk tujuan tertentu.

Results (Indonesian) 2:

Rezim, setelah semua, adalah artefak manusia mencerminkan asal-usul instrumental, dan rezim properti secara fundamental penting di alam.

Artinya, rezim properti mengambil karakter khusus mereka berdasarkan persepsi kolektif mengenai apa yang langka (dan karenanya mungkin layak dilindungi dengan hak), dan apa yang berharga (dan karenanya tentu layak dilindungi dengan hak).

Properti adalah instrumen sosial, dan rezim properti tertentu yang dipilih untuk tujuan tertentu.