Since it emerged earlier this centu

Since it emerged earlier this century, the international conservation
movement has maintained as a key objective the preservation of
wildlife by convincing governments to set aside protected areas
(PAs) where local uses could be curtailed. The theory was that
wildlife needed habitat undisturbed by human activities. Until
recently, for example, most contributors to IUCN (World
Conservation Union) publications on National Parks and PAs portrayed
local use as a threat to wildlife and the conservation of nature
(Adams 1962; Badshah & Bhadran 1962, p. 28; Talbot & Talbot
1968; van Osten 1972; Elliot 1974). This approach continued to
dominate publications through the Second World Conference on
National Parks in 1972, although some participants deplored the antagonism
that nearby residents showed toward parks and suggested
greater efforts were necessary to educate such people (Harroy 1974;
Olindo 1974)

Results (Indonesian) 1:

Sejak itu muncul lebih awal abad ini, konservasi internasionalgerakan telah dipertahankan sebagai tujuan utama pelestariankawasan lindung satwa liar dengan meyakinkan pemerintah untuk menyisihkan(PAs) mana lokal menggunakan bisa dibatasi. Teori adalah bahwasatwa liar diperlukan habitat terganggu oleh aktivitas manusia. SampaiBaru-baru ini, misalnya, kebanyakan kontributor IUCN (duniaUni konservasi) publikasi di Taman Nasional dan PAs digambarkanpenggunaan lokal sebagai ancaman terhadap satwa liar dan konservasi alam(Adams 1962; Badshah & Bhadran tahun 1962, p. 28; Talbot & Talbot1968. Van Osten 1972; Elliot 1974). Pendekatan ini terusmendominasi publikasi melalui konferensi dunia kedua padaTaman Nasional pada tahun 1972, meskipun beberapa peserta menyesalkan antagonismebahwa warga di dekatnya menunjukkan ke arah taman dan menyarankanupaya yang lebih besar yang diperlukan untuk mendidik orang-orang seperti (Harroy 1974;Olindo 1974)

Results (Indonesian) 2:

Karena muncul awal abad ini, konservasi internasional
gerakan telah dipertahankan sebagai tujuan utama pelestarian
satwa liar dengan meyakinkan pemerintah untuk mengatur daerah menyisihkan dilindungi
(PAS) di mana penggunaan lokal dapat dibatasi. Teori adalah bahwa
habitat satwa liar yang dibutuhkan tidak terganggu oleh aktivitas manusia. Sampai
baru-baru ini, misalnya, sebagian besar kontributor untuk IUCN (World
Conservation Union) publikasi di Taman Nasional dan HK digambarkan
penggunaan lokal sebagai ancaman bagi satwa liar dan konservasi alam
(Adams 1962; Badshah & Bhadran 1962, p 28;. Talbot & Talbot
1968; van Osten 1972; Elliot 1974). Pendekatan ini terus
mendominasi publikasi melalui Konferensi Dunia Kedua di
Taman Nasional pada tahun 1972, meskipun beberapa peserta menyesalkan antagonisme
bahwa penduduk terdekat menunjukkan arah taman dan menyarankan
upaya yang lebih besar yang diperlukan untuk mendidik orang-orang seperti (Harroy 1974;
Olindo 1974)