For centuries, colonial discourse h

For centuries, colonial discourse had made a strong claim about the incommensurability
of Europeans and their ‘others’. Evidently, the fact that different societies enjoyed different
levels of economic wealth was known well before Colin Clark presented his tables. One historically
highly loaded explanation for these differences in economic performance had long
been given by reference to racial characteristics. The legitimizing discourse of colonialism
assumed fundamental racial differences that seemed insurmountable. In the imperial view,
the economic advancement of the colonies could only be secured through the presence of
the white man. Clark’s results were distinctly postcolonial in contrast. He was a trained
chemist, who thought of economics as a quasi-natural science. Accordingly, he framed his
research object – the conditions of economic progress – in terms of universal laws of unrestricted
applicability. He envisioned a world without fundamental divides between ‘civilized’
and ‘barbarian’ peoples. In his global compilation there were no colonizers, no colonized,
no white man’s burdens or civilizing missions – just numbers representing human collectives
and their economic potential.

Results (Indonesian) 1:

selama berabad-abad, wacana kolonial telah membuat klaim yang kuat tentang ketaksebandingan yang
dari orang Eropa dan mereka 'orang lain'. jelas, fakta bahwa masyarakat yang berbeda menikmati tingkat yang berbeda
kekayaan ekonomi dikenal baik sebelum colin clark disajikan tabel nya. satu penjelasan historis
sangat dimuat untuk perbedaan-perbedaan dalam kinerja ekonomi sudah lama
diberikan dengan mengacu pada karakteristik ras. wacana legitimasi kolonialisme
diasumsikan perbedaan ras mendasar yang tampaknya dapat diatasi. dalam tampilan kekaisaran,
kemajuan ekonomi koloni hanya bisa dijamin melalui kehadiran
orang kulit putih. Hasil clark itu yang jelas postkolonial kontras. dia adalah seorang kimiawan
terlatih,yang menganggap ekonomi sebagai ilmu kuasi-alam. oleh karena itu, ia dibingkai nya
obyek penelitian - kondisi kemajuan ekonomi - dalam hal hukum universal terbatas
penerapan. ia membayangkan dunia tanpa membagi mendasar antara 'beradab'
dan 'barbar' masyarakat. dalam kompilasi globalnya tidak ada penjajah, tidak dijajah,
beban tidak ada orang kulit putih atau misi membudayakan - hanya angka yang mewakili kolektif manusia
dan potensi ekonomi mereka.

Results (Indonesian) 2:

Selama berabad-abad, wacana kolonial telah membuat klaim kuat tentang incommensurability
Eropa dan mereka 'lainnya'. Jelas, fakta bahwa masyarakat yang berbeda menikmati berbeda
tingkat kesejahteraan ekonomi dikenal baik sebelum Colin Clark disajikan dalam tabel. Satu historis
sangat sarat penjelasan untuk perbedaan-perbedaan dalam kinerja ekonomi telah lama
telah diberikan dengan mengacu pada karakteristik rasial. Wacana legitimizing kolonialisme
diasumsikan perbedaan ras mendasar yang tampaknya dapat diatasi. Dalam pandangan imperial,
kemajuan ekonomi koloni hanya dapat dijamin melalui kehadiran
orang kulit putih. Clark hasilnya jelas postkolonial sebaliknya. Dia adalah terlatih
kimia, Siapa yang berpikir ekonomi sebagai ilmu quasi alami. Dengan demikian, dia dibingkai nya
objek penelitian-kondisi kemajuan ekonomi-dalam hal hukum universal tak terbatas
penerapan. Ia membayangkan sebuah dunia tanpa dasar membagi antara 'beradab'
dan peoples 'barbar'. Dalam kompilasi global ada penjajah tidak, tidak terjajah,
tidak ada white man's beban atau pembudayaan misi-hanya bilangan mewakili kolektif manusia
dan potensi ekonomi mereka.