Results (
Indonesian) 1: 
[Copy]Copied!
The ecosystem service approach portrays natural ecosystems asstocks of natural capital that provide flows of benefits for human wellbeing(Costanza and Daly, 1992). Such benefits span from tangiblegoods like wood, clean water, or agricultural products to non-materialbenefits like landscapes’ aesthetic features, climate regulation, andmaintenance of soil fertility (Daily, 1997; de Groot et al., 2002; Kumar,2010; MA, 2003). Besides natural ecosystems (e.g. unconverted forestsand wetlands), converted ecosystems (e.g. pastures and croplands)can also play a critical role in the delivery of global ecosystem services(Bjorklund et al., 1999; Porter, 2003). Furthermore, since convertedecosystems account for 24% to 38% of the Earth's land area (Swintonet al., 2007), it is not surprising that international initiatives endorsingthe ecosystem service approach, such as the Millennium EcosystemAssessment (MA) and The Economics of Ecosystems and Biodiversity(TEEB), recognize cultivated farmlands, or agroecosystems, as a distinctkind of service-providing ecosystem (Kumar, 2010; MA, 2003; Power,2010).Ecosystem service research suggests that the social benefits thatagroecosystems provide generally transcend those related to productionservices (Jackson et al., 2007a; Pascual and Perrings, 2007;Perrings et al., 2006; Porter et al., 2009; Sandhu et al., 2010a; Turneret al., 2004). According to this literature, in addition to the provisioningmakanan, bahan bakar, dan serat (Swinton et al., 2007), jenis tertentulintas agroekosistem menyediakan pendukung penting, budaya, dan mengaturLayanan, seperti pemeliharaan kesuburan tanah, peraturan hama danpatogen, perlindungan satwa liar, kualitas air pasokan, penyerapan karbon,pemeliharaan daerah pedesaan dan gaya hidup pedesaan, dan pemeliharaanKawasan-kawasan rekreasi untuk berburu dan pariwisata (Sandhu et al.,2010b; Swinton et al., 2007; Zhang et al., 2007)Penelitian menunjukkan lintas agroekosistem yang kapasitas untuk memberikan ekosistemLayanan tergantung pada intensitas penggunaan dan keragamancroplands. Sebagai contoh, Sandhu et al. (2010b) atribut yang lebih besaraliran jasa ekosistem untuk organik daripada konvensional pertanian,didefinisikan di sini sebagai pertanian yang didasarkan pada monokultur dan intensifpenggunaan agrokimia, bahan bakar, dan mesin. Pada baris yang sama, Altieri(1999) dan Jackson et al. (2007a) berpendapat bahwa pertanian yang didasarkan pada tradisionalpraktek-praktek seperti tumpangsari, agroforestry, atau perladangan berpindahmemberikan jasa ekosistem lain dari pertanian konvensionaluntuk berbagai alasan. Pertama, tradisional pertanian sebagian besar bergantung padapemeliharaan agrobiodiversity (Altieri, 1999; Jackson et al.,2007A, 2007b), dengan demikian menggabungkan produktivitas pertanian dengan
Being translated, please wait..
