Gaharu which is also known as agarw

Gaharu which is also known as agarwood or aloeswood is a fragrant resinous heartwood that is usually derived from diseased timber of the genus Aquilaria (Thymelaeaceae). Gaharu can be formed through inducement process such as injury, cutting, pest or insect disturbance, microorganism, fire, chemical or colonisation (Dai et al. 2009). The strong scent of gaharu oil is unique and complex and highly favoured as perfumery, while the gaharu in powder form is used in incense and medicinal application (Naef 2011). However, the harvesting of gaharu from the forest is posing a threat to the gaharu- producing species. The highly lucrative prices of this commodity have attracted much interest among local and overseas traders. There is increasing demand for high grade gaharu in the global market. Furthermore, all species
within the genus Aquilaria are now listed in Appendix II of CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) including all gaharu- related products. This means that a permit is required for the export or import of gaharu. More importantly, for the past few years there has been increasing interest from the private sector to set up gaharu plantations. Despite the risk, some companies and individuals have proceeded to establish plantations with the belief that the inducement technology will enable the invaluable heartwood to be formed. However, without any injury or illness, trees may not produce gaharu. There is also uncertainty whether trees grown under cultivation and the use of artificial heartwood inducement techniques will produce gaharu of similar quality to that harvested from natural

Results (Indonesian) 1:

Gaharu which is also known as agarwood or aloeswood is a fragrant resinous heartwood that is usually derived from diseased timber of the genus Aquilaria (Thymelaeaceae). Gaharu can be formed through inducement process such as injury, cutting, pest or insect disturbance, microorganism, fire, chemical or colonisation (Dai et al. 2009). The strong scent of gaharu oil is unique and complex and highly favoured as perfumery, while the gaharu in powder form is used in incense and medicinal application (Naef 2011). However, the harvesting of gaharu from the forest is posing a threat to the gaharu- producing species. The highly lucrative prices of this commodity have attracted much interest among local and overseas traders. There is increasing demand for high grade gaharu in the global market. Furthermore, all speciesgenus Aquilaria sekarang tercantum dalam Lampiran II dari MENGUTIP (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) termasuk semua gaharu - produk-produk terkait. Ini berarti bahwa izin diperlukan untuk ekspor atau impor gaharu. Lebih penting lagi, untuk beberapa tahun terakhir telah meningkatkan minat dari sektor swasta untuk mendirikan perkebunan gaharu. Meskipun risiko, beberapa perusahaan dan individu telah berjalan untuk membangun perkebunan dengan keyakinan bahwa bujukan teknologi akan memungkinkan heartwood berharga yang akan dibentuk. Namun, tanpa cedera atau penyakit, pohon mungkin tidak menghasilkan gaharu. Juga ada ketidakpastian Apakah pohon-pohon yang tumbuh di bawah budidaya dan penggunaan teknik bujukan buatan heartwood akan menghasilkan gaharu sama kualitas yang dipanen dari alam

Results (Indonesian) 2:

Gaharu yang juga dikenal sebagai gaharu atau aloeswood adalah kayu batang resin harum yang biasanya berasal dari kayu yang sakit dari genus Aquilaria (Thymelaeaceae). Gaharu dapat dibentuk melalui proses pancingan seperti cedera, pemotongan, hama atau gangguan serangga, mikroorganisme, api, bahan kimia atau kolonisasi (Dai et al. 2009). Aroma yang kuat dari minyak gaharu adalah unik dan kompleks dan sangat disukai sebagai wewangian, sedangkan gaharu dalam bentuk bubuk digunakan dalam dupa dan aplikasi obat (Naef 2011). Namun, pemanenan gaharu dari hutan berpose ancaman bagi spesies gaharu- memproduksi. Harga yang sangat menguntungkan dari komoditas ini telah menarik banyak minat kalangan pedagang lokal dan luar negeri. Ada peningkatan permintaan untuk gaharu kelas tinggi di pasar global. Selain itu, semua spesies
dalam genus Aquilaria sekarang terdaftar dalam Lampiran II CITES (Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka Wild Fauna dan Flora) termasuk semua gaharu- produk terkait. Ini berarti bahwa izin yang diperlukan untuk ekspor atau impor gaharu. Lebih penting lagi, selama beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan minat dari sektor swasta untuk mendirikan perkebunan gaharu. Meskipun risiko, beberapa perusahaan dan individu telah mulai membangun perkebunan dengan keyakinan bahwa teknologi pancingan akan memungkinkan kayu batang berharga yang akan dibentuk. Namun, tanpa cedera atau sakit, pohon mungkin tidak menghasilkan gaharu. Ada juga ketidakpastian apakah pohon tumbuh di bawah budidaya dan penggunaan teknik pancingan kayu batang buatan akan menghasilkan gaharu kualitas yang sama dengan yang dipanen dari alam