People accepted the information pas

People accepted the information passed on by the wives of the Prophet (sws) regarding marital issues only because of want of such information. It could not be obtained through any other means. People did not accept such information as valid considering it akhbār-i āḥād. It was only because the wives of the Prophet (sws) had a direct access to the knowledge regarding these private and personal affairs of the prophetic life. Besides they were appointed as teachers of the Muslims in these issues. They were required to teach people the prophetic way of dealing
with those affairs. The Almighty says:

Results (Indonesian) 1:

Orang-orang menerima informasi yang disampaikan oleh istri-istri Nabi (sws) mengenai masalah-masalah perkawinan hanya karena ingin informasi tersebut. Itu tidak dapat diperoleh melalui cara lain. Orang tidak menerima informasi seperti berlaku mengingat akhbār-i āḥād. Itu hanya karena istri-istri Nabi (sws) memiliki akses langsung ke pengetahuan mengenai urusan masa nubuatan ini pribadi dan Pribadi. Selain itu mereka diangkat sebagai guru kaum muslimin di isu-isu ini. Mereka diminta untuk mengajar orang cara kenabian berurusandengan urusan mereka. Yang Mahakuasa mengatakan:

Results (Indonesian) 2:

Orang menerima informasi diteruskan oleh istri-istri Nabi (saw) mengenai masalah perkawinan hanya karena kekurangan informasi tersebut. Itu tidak bisa diperoleh melalui cara lain. Orang tidak menerima informasi seperti valid mengingat Akhbar-i Ahad. Itu hanya karena istri-istri Nabi (saw) memiliki akses langsung ke pengetahuan tentang ini urusan pribadi dan personal dari kehidupan kenabian. Selain mereka diangkat sebagai guru dari umat Islam dalam masalah ini. Mereka diminta untuk mengajar orang cara kenabian berurusan
dengan urusan mereka. Yang Mahakuasa mengatakan: