The relationship of Prussia to the

The relationship of Prussia to the Frankfurt Assembly might also be termed peculiar
–
and finally heavy with symbolism. The Assembly eloquently if lengthily debated many
issues during its first full year (from May 1848 to May 1849); by early 1849 it had
decided on a unified Germany but one that would exclude the numerous Germanspeakers
of Habsburg lands. Its members envisaged a state that would be a constitutional
monarchy, and they offered the crown of the new state to the Prussian king,
Frederick William IV.

Results (Indonesian) 1:

Hubungan Prusia kepada Majelis Frankfurt mungkin juga disebut sebagai aneh–dan akhirnya berat dengan simbolisme. Majelis fasih jika lengthily diperdebatkan banyakmasalah pada tahun penuh pertama (dari Mei 1848 untuk Mei 1849); oleh 1849 awal itumemutuskan pada Jerman bersatu tapi satu yang akan mengecualikan Germanspeakers banyakTanah Habsburg. Anggotanya membayangkan suatu negara yang akan menjadi konstitusionalmonarki, dan mereka menawarkan mahkota negara baru kepada raja Prusia,Frederick William IV.

Results (Indonesian) 2:

Hubungan Prusia kepada Majelis Frankfurt mungkin juga disebut aneh
-
dan akhirnya berat dengan simbolisme. Majelis fasih jika lengthily diperdebatkan banyak
masalah selama tahun pertama penuh (dari Mei 1848 sampai Mei 1849); pada awal 1849 telah
memutuskan pada Jerman bersatu tapi satu yang akan mengecualikan banyak Germanspeakers
tanah Habsburg. Anggotanya tergambar sebuah negara yang akan menjadi konstitusional
monarki, dan mereka menawarkan mahkota negara baru kepada raja Prusia,
Frederick William IV.