A critical factor in exposure analy

A critical factor in exposure analysis is bioavailability. The presence of a toxic material in soil does not establish that it can be taken up by plants or by people. For example, a soil with a high organic content may bind certain pollutants such that they cannot be released even when the soil is swallowed. For example, in rodent feeding studies Gallo and associates showed that dioxin-contaminated soil from Newark, New Jersey, yielded a much smaller proportion of its dioxin content than the sandier soil from Times Beach, Missouri. Many risk assessments assume a bioavailability of 100%, a conservative assumption to maximize safety.

Results (Indonesian) 1:

Sebuah faktor penting dalam analisis paparan bioavailabilitas. Kehadiran bahan beracun dalam tanah tidak menetapkan bahwa hal itu dapat diambil oleh tanaman atau oleh orang-orang. Misalnya, tanah dengan kandungan organik tinggi dapat mengikat polutan tertentu sehingga mereka tidak bisa dilepaskan bahkan ketika tanah ditelan. Misalnya, dalam tikus makan studi Gallo dan rekan menunjukkan bahwa tanah dioxin yang terkontaminasi dari Newark, New Jersey, menghasilkan proporsi yang jauh lebih kecil dari konten dioksin dibandingkan tanah sandier dari Times Beach, Missouri. Banyak penilaian risiko mengasumsikan bioavailabilitas 100%, asumsi konservatif untuk keselamatan memaksimalkan.

Results (Indonesian) 2:

Faktor kritis dalam analisis eksposur adalah ketersediaanhayati. Kehadiran bahan beracun dalam tanah tidak menetapkan bahwa hal itu dapat diambil oleh tanaman atau oleh masyarakat. Sebagai contoh, sebuah tanah dengan kandungan organik yang tinggi dapat mengikat polutan tertentu sehingga mereka tidak dapat dilepaskan bahkan ketika tanah ditelan. Misalnya, dalam studi pengumpanan tikus Gallo dan Associates menunjukkan bahwa tanah yang terkontaminasi dioxin dari Newark, New Jersey, menghasilkan proporsi yang jauh lebih kecil dari kandungan dioxin daripada tanah sandier dari Times Beach, Missouri. Banyak risiko penilaian mengasumsikan ketersediaanhayati 100%, asumsi konservatif untuk memaksimalkan keselamatan.