Blooming occurs from January throug

Blooming occurs from January through April, with variations
in the beginning and ending of the flowering period
along the geographic range of the species. The inflorescences
arise from the axil of spur shoot leaves. They are racemes bearing
numerous flowers whose rachis may reach a length of 15 to
16 cm. The rachis and peduncle have ferruginous pubescence.
Flowers are protogynous and the species is allogamous. Flowers
are hermaphroditic, actinomorphic, and epigynous. They
are shortly pedicellated.

Results (Indonesian) 1:

mekar terjadi dari Januari sampai April, dengan variasi
di awal dan akhir dari periode pembungaan
sepanjang rentang geografis spesies. yang perbungaan
timbul dari axil daun pucuk spur. mereka racemes bantalan
banyak bunga yang rachis dapat mencapai panjang 15 sampai 16 cm
. rachis dan gagang bunga memiliki pubertas mengandung besi.
bunga protogynous dan spesies ini allogamous. bunga
adalah hermafrodit, actinomorfik, dan epigynous. mereka
yang lama pedicellated.

Results (Indonesian) 2:

Mekar terjadi dari November hingga April, dengan variasi
di awal dan akhir periode berbunga
sepanjang jangkauan geografis spesies. Inflorescences
muncul dari celah pelepah daun memacu menembak. Mereka adalah racemes bantalan
sejumlah bunga rachis yang dapat mencapai panjang 15 untuk
16 cm. Rachis dan pedunculus memiliki permukaan daun ferruginous.
Bunga protogynous dan spesies allogamous. Bunga
hermaphroditic, actinomorphic, dan epigynous. Mereka
adalah segera pedicellated.