4.2. Physical barrier around pathog

4.2. Physical barrier around pathogen penetration sites
Chitosan, when applied to plant tissues, often agglutinate around the penetration sites and has two
major effects. The first one is the isolation of the penetration site through the formation of a physical
barrier preventing the pathogen from spreading and invading other healthy tissues. This phenomenon resembles the abscission zones often observed on leaves preventing several necrotrophic pathogens
from spreading further. It is widely observed on potato tubers for example [79]. Around the isolated
zones, often an elicitation of a hypersensitive response occur with the accumulation of H
that helps
in cells wall fortification and serve as an alert signal for other healthy parts of the plant. The second
effect is due to the chitosan’ ability to bind various materials and initiate fast the wound healing
process [80].
2
O
2

Results (Indonesian) 2:

4.2. Penghalang fisik di sekitar situs penetrasi patogen
Chitosan, bila diterapkan untuk menanam jaringan, sering menggumpalkan sekitar situs penetrasi dan memiliki dua
efek utama. Yang pertama adalah isolasi situs penetrasi melalui pembentukan fisik
penghalang mencegah patogen dari menyebar dan menyerang jaringan sehat lainnya. Fenomena ini menyerupai zona amputasi sering diamati pada daun mencegah beberapa patogen necrotrophic
dari penyebaran lebih lanjut. Hal ini banyak diamati pada umbi kentang misalnya [79]. Sekitar terisolasi
zona, seringkali merupakan elisitasi dari respon hipersensitif terjadi dengan akumulasi H
yang membantu
dalam sel dinding benteng dan berfungsi sebagai sinyal peringatan untuk bagian sehat lain dari tanaman. Kedua
efek ini disebabkan chitosan yang 'kemampuan untuk mengikat berbagai bahan dan memulai cepat penyembuhan luka
proses [80].
2
O
2