Historical Development of Cooperati

Historical Development of Cooperative Organizations
Birchall (1997, 1998) traces the birth of modern cooperatives to Britain at the end of the
eighteen century. Friendly societies emerged among working class group to protect themselves against life hazards through mutual insurance, numbering over a million by 1834. They were seen as a self help movement, being a response to the insecurities of reliance on wage labour arising with industrial revolution.

In Nigeria the development of cooperative was influenced by government policies. This could be traced back to 1926 when the department of Agriculture started to organize Cocoa farmers around Abeokuta and Ibadan in western Nigeria, to sell their cocoa cooperatively (Ibrahim, 2001).

Results (Indonesian) 1:

Sejarah perkembangan koperasi organisasi Ramadhan (1997, 1998) jejak kelahiran modern koperasi ke Britania pada akhir abad ke-18. Ramah masyarakat muncul antara kelompok kelas pekerja untuk melindungi diri terhadap bahaya hidup melalui asuransi Reksa, berjumlah lebih dari satu juta oleh 1834. Mereka dipandang sebagai gerakan mandiri, sebagai respon terhadap ketidakamanan ketergantungan pada upah buruh timbul dengan revolusi industri. Di Nigeria pengembangan koperasi dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Ini dapat ditelusuri kembali ke 1926 ketika Departemen Pertanian mulai mengatur petani kakao di sekitar Abeokuta dan Ibadan di Barat Nigeria, untuk menjual kakao mereka sama (Ibrahim, 2001).

Results (Indonesian) 2:

Pengembangan sejarah Koperasi Organisasi
Birchall (1997, 1998) menelusuri kelahiran koperasi modern untuk Inggris pada akhir
abad ke delapan belas. Masyarakat yang ramah muncul di antara kelompok kerja kelas untuk melindungi diri terhadap bahaya kehidupan melalui asuransi mutual, berjumlah lebih dari satu juta oleh 1834. Mereka terlihat sebagai gerakan membantu diri, menjadi respon terhadap ketidakamanan dari ketergantungan pada tenaga kerja upah yang timbul dengan revolusi industri.

Dalam Nigeria pengembangan koperasi dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Hal ini dapat ditelusuri kembali ke 1926 ketika departemen Pertanian mulai mengorganisir petani Kakao di sekitar Abeokuta dan Ibadan di Nigeria barat, menjual kakaonya kooperatif (Ibrahim, 2001).