Mercantilism is the national policy

Mercantilism is the national policy of maximizing holdings of precious metals (i.e. money, since precious metals served as currency). Consequently, mercantilism is synonymous with the aggressive exportation of manufactured goods (which are relatively expensive) and importation of raw materials (which are relatively cheap), to the end of maximizing incoming flows of gold and silver from other nations. Mercantilism views economics as a zero-sum game: with a limited amount of gold and silver in the world, one nation’s gain is another’s loss. Colonies were particularly beneficial for this strategy, as they provided cheap raw materials and served as markets for exports.

Results (Indonesian) 1:

Merkantilisme adalah kebijakan nasional memaksimalkan holdings logam mulia (yaitu uang, karena logam mulia disajikan sebagai mata uang). Akibatnya, Merkantilisme identik dengan agresif ekspor barang-barang manufaktur (yang relatif mahal) dan impor bahan baku (yang relatif murah), untuk akhir memaksimalkan mengalir masuk dari emas dan perak dari negara lain. Merkantilisme dilihat ekonomi sebagai nol - sum game: dengan jumlah terbatas emas dan perak di dunia, satu bangsa gain adalah lain rugi. Koloni yang sangat bermanfaat untuk strategi ini, karena mereka menyediakan bahan baku murah dan menjabat sebagai pasar untuk ekspor.

Results (Indonesian) 2:

Merkantilisme adalah kebijakan nasional memaksimalkan kepemilikan logam mulia (yaitu uang, karena logam mulia menjabat sebagai mata uang). Akibatnya, merkantilisme ini identik dengan ekspor agresif barang-barang manufaktur (yang relatif mahal) dan impor bahan baku (yang relatif murah), sampai akhir memaksimalkan arus masuk emas dan perak dari negara-negara lain. Views merkantilisme ekonomi sebagai zero-sum game: dengan jumlah terbatas emas dan perak di dunia, keuntungan satu negara adalah kerugian orang lain. Koloni yang sangat bermanfaat bagi strategi ini, karena mereka memberikan bahan baku murah dan menjabat sebagai pasar ekspor.