On the third level—belonging and af

On the third level—belonging and affection— Frank was fortunate to still have living and loving parents, as well as a brother and sister who were very committed and active caregivers. He had lost his wife to cancer 10 years prior. Frank was pleased to have a hospice nurse whom he found quite physically attractive, as he considered himself still an eligible bachelor. He had coworkers, former businessmen, and friends. In particular, he had a Marine Corps friend—his best friend from high school—who stayed with him through the end of his life. In addition, hospice staff liked Frank, with whom they laughed and joked, even when performing the most routine tasks and procedures.

Results (Indonesian) 1:

Pada tingkat ketiga — milik dan kasih sayang-Frank beruntung masih memiliki hidup dan penuh kasih orang tua, serta kakak dan adik yang sangat aktif dan berkomitmen pengasuh. Dia telah kehilangan istrinya kanker 10 tahun sebelumnya. Frank adalah senang memiliki seorang perawat rumah sakit siapa ia menemukan menarik cukup secara fisik, karena ia menganggap dirinya masih sarjana yang memenuhi syarat. Ia rekan kerja, mantan pengusaha dan teman. Secara khusus, dia punya teman Korps Marinir-sahabatnya dari SMA — yang tinggal bersamanya sampai akhir hidupnya. Selain itu, staf rumah sakit menyukai Frank, dengan siapa mereka tertawa dan bercanda, bahkan saat melakukan tugas paling rutin dan prosedur.

Results (Indonesian) 2:

Pada ketiga tingkat-milik dan affection- Frank beruntung masih memiliki hidup dan mencintai orang tua, serta kakak dan adik yang pengasuh sangat berkomitmen dan aktif. Dia telah kehilangan istrinya untuk kanker 10 tahun sebelumnya. Frank senang untuk memiliki seorang perawat rumah sakit yang ia temukan cukup menarik secara fisik, karena ia menganggap dirinya masih bujangan. Dia memiliki rekan kerja, mantan pengusaha, dan teman-teman. Secara khusus, ia memiliki Korps Marinir teman-nya teman terbaik dari sekolah-yang tinggi tinggal bersamanya sampai akhir hidupnya. Selain itu, staf rumah sakit menyukai Frank, dengan siapa mereka tertawa dan bercanda, bahkan ketika melakukan tugas-tugas dan prosedur yang paling rutin.