Scenario II adds another MSW treatm

Scenario II adds another MSW treatment method to Scenario I,A5, wherein landfill gas is used as an energy source with CCS. Thismethod decreases the GHG emission factor to 0.046 t CO2e/t MSW,which is a significant contribution to reducing GHG emissions. Theresult of CEPA for Scenario II indicates increasing the processingcapacity of low-carbon emission methods while reducing theamount disposed of using high-carbon emission methods.Compared with 2020, the amount processed by A1 increases from9% to 20%; the amount disposed of in A4 increases from 15% to 28%;and the throughput of A5 increases from 4% to 12% in 2035. Theshare of A3 increases from 20% to 30% in 2035. The processingcapacity of A6 is reduced from 23% to 10%. In 2020, the mostimportant waste treatment method is A2; it has a capacity of899,000 t/y (29%), and its contribution to GHGs is 56%. However,the primary method in 2035 is A3; its processing capacity accountsfor 30% of total waste, and it generates 29% (308,000 t/y) of totalGHGs. Although the proportions processed by these two methodsare comparable, A2 contribute twice the amount of GHGs as doesA4.

Results (Indonesian) 1:

Skenario II menambah satu lagi metode pengobatan MSW untuk skenario I,
A5, dimana gas landfill digunakan sebagai sumber energi dengan CCS. Ini
metode mengurangi faktor emisi gas rumah kaca ke 0,046 t CO2e / t MSW,
yang merupakan kontribusi yang signifikan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. The
hasil CEPA untuk Skenario II mengindikasikan peningkatan pengolahan
kapasitas metode emisi rendah karbon sekaligus mengurangi
jumlah dibuang menggunakan metode emisi karbon tinggi.
Dibandingkan dengan tahun 2020, jumlah diproses oleh A1 meningkat dari
9% menjadi 20%; jumlah dibuang di A4 meningkat dari 15% menjadi 28%;
dan throughput A5 meningkat dari 4% menjadi 12% pada 2035.
Pangsa A3 meningkat dari 20% menjadi 30% di 2035. Pengolahan
kapasitas A6 berkurang dari 23% menjadi 10%. Pada tahun 2020, paling
metode pengolahan limbah penting adalah A2; ia memiliki kapasitas
899.000 t / y (29%), dan kontribusinya terhadap GRK adalah 56%. Namun,
metode utama pada 2035 adalah A3; kapasitasnya pengolahan menyumbang
30% dari total sampah, dan menghasilkan 29% (308.000 t / y) total
GRK. Meskipun proporsi diproses oleh dua metode ini
sebanding, A2 berkontribusi dua kali jumlah GRK seperti halnya
A4.

Results (Indonesian) 2:

Skenario II menambahkan metode pengobatan MSW lain untuk skenario I,
A5, dimana TPA gas digunakan sebagai sumber energi dengan CCS. Ini
mengurangi faktor emisi GRK menjadi 0,046 t CO2e/t MSW,
kontribusi yang signifikan untuk mengurangi emisi GRK. Tje
hasil CEPA untuk skenario II menunjukkan peningkatan pemrosesan
kapasitas emisi rendah-karbon sementara mengurangi
jumlah yang dibuang menggunakan metode emisi tinggi-karbon.
Dibandingkan dengan 2020, jumlah diproses oleh A1 meningkat dari
9% untuk 20%; jumlah yang dibuang dalam A4 meningkat dari 15% menjadi 28%;
dan throughput A5 meningkat dari 4% menjadi 12% di 2035. Tje
pangsa A3 meningkat dari 20% menjadi 30% di 2035. Pengolahan
kapasitas A6 berkurang dari 23% menjadi 10%. Pada 2020, yang paling
metode pengolahan limbah penting adalah A2; memiliki kapasitas
899.000 t/y (29%), dan kontribusinya terhadap GHGs adalah 56%. Namun
metode utama dalam 2035 adalah A3; akun kapasitas pemrosesannya
untuk 30% dari total limbah, dan menghasilkan 29% (308.000 t/y) dari total
Grk. Meskipun proporsi diproses oleh dua metode ini
sebanding, A2 berkontribusi dua kali jumlah GHGs seperti halnya
A4.