In 2005, the World Bank recommended

In 2005, the World Bank recommended that Thailand issue
compulsory licenses to allow for the local production of patented
second-line ARVs (World Bank 2005:22). As of early 2007, 8000 people
needed lopinavir/ritonavir (Kaletra), but because of the high price charged
by Abbott, the Thai government could only provide the drug for 600
people (Cawthorne et al. 2007).

Results (Indonesian) 1:

Pada tahun 2005, Bank Dunia direkomendasikan isu Thailandwajib lisensi untuk memungkinkan produksi lokal dipatenkanlini kedua ARV (Bank Dunia 2005:22). Sebagai awal 2007, orang-orang 8000diperlukan lopinavir/ritonavir (Kaletra), tetapi karena harga tinggi dikenakan biayaoleh Abbott, pemerintah Thailand hanya bisa menyediakan obat untuk 600orang-orang (Cawthorne et al. 2007).

Results (Indonesian) 2:

Pada tahun 2005, Bank Dunia merekomendasikan bahwa Thailand mengeluarkan
lisensi wajib untuk memungkinkan produksi lokal dipatenkan
lini kedua ARV (Bank Dunia, 2005: 22). Pada awal tahun 2007, 8000 orang
membutuhkan lopinavir / ritonavir (Kaletra), tetapi karena harga tinggi yang dibebankan
oleh Abbott, pemerintah Thailand hanya bisa memberikan obat untuk 600
orang (Cawthorne et al. 2007).