functional departments which combin

functional departments which combine in product development, such as marketing,
design engineering, quality assurance (QA), manufacturing/manufacturing
engineering, test engineering, finance, product support, etc. (Crow, 1996). Figure 2 shows how QFD is used to benchmark organization technical capabilities against customer requirements. It shows that continuous improvement is the basic need for implementing QFD through the HOQ.

Results (Indonesian) 1:

Departemen fungsional yang menggabungkan dalam pengembangan produk, seperti pemasaran,Desain rekayasa, quality assurance (QA), manufaktur/manufakturrekayasa, menguji rekayasa, keuangan, dukungan produk, dll (Crow, 1996). Gambar 2 menunjukkan bagaimana QFD digunakan untuk patokan organisasi kemampuan teknis terhadap kebutuhan pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan terus-menerus merupakan kebutuhan dasar untuk mengimplementasikan QFD melalui HOQ.

Results (Indonesian) 2:

departemen fungsional yang menggabungkan pengembangan produk, seperti pemasaran,
rekayasa desain, jaminan kualitas (QA), manufaktur / manufaktur
rekayasa, rekayasa tes, keuangan, dukungan produk, dll (Gagak, 1996). Gambar 2 menunjukkan bagaimana QFD digunakan untuk kemampuan teknis organisasi benchmark terhadap kebutuhan pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan terus-menerus adalah kebutuhan dasar untuk melaksanakan QFD melalui HOQ tersebut.