For the purpose of testing the gene

For the purpose of testing the generalizability of the LSQ scale, several procedures
were followed. An exploratory study was conducted consisting of seven interviews
with logistics managers of TPL customer firms and two with logistics managers
of a leading TPL company. A mixture of experts reviewed the research
instrument to ensure the content validity. They consisted of 4 academics, a logistics
consultant and a TPL customer, who had twelve years’ experience in his current
position. The instrument was then pre-tested using a random sample of 50
firms. Six (6) usable questionnaires were obtained. The findings from the qualitative
fieldwork and the pilot test of this study suggested several changes. First, in
order to improve the LSQ scale, two constructs (information quality and ordering
procedures) that were tapped with only two items needed to be expanded. Particularly
with the information quality construct, it was found that the concept was not
applicable because for the managers of a TPL customer firm, there was no catalogue
information. Mentzer et al. (1999) argued that the information that is contained
in the service provider’s catalogue should be available and of adequate
quality in order to make decisions. The results from the exploratory study reflected
that the logistics practice heavily involves inter-organizational information
systems such as the Internet and Electronic Data Interchange (EDI) in exchanging
information due to the complexity of logistics operations and interorganizational
relationships. Thus, the quality of information should be evaluated in a more rigorous
manner. The information quality measures, developed by Mohr & Spekman
(1994) were found to be appropriate in this study and were therefore adopted (see
Table 2).
The second two-item construct was ordering procedures. In Mentzer et al.’s
(1999) study, ordering procedures refer to the efficiency and effectiveness of the
order placement procedures. In a cross-sectoral context, the situation is more
complex and ordering procedures measures used by Mentzer et al. (1999) do not
fully reflect the ordering procedures in certain industries. Instead, measures such
as effectiveness, ease, simplicity, flexibility of the ordering procedures as well as
time and effort taken are deemed to be important (Dabholkar, 1994). Thus, a wider
concept of ordering procedures was used in this study (see Table 2).
Besides the modification of these two-item scales, the results from the exploratory
and pilot study found that an exact application of the scale would generate some
complications in the responses and analysis of the results due to the specific type
of measures that were developed within the DLA organization. The LSQ scale
was also confined specifically to inbound logistics. It was expected that the complex
procedures of the logistics operations among industries and the specific type
of services used by customers would also contribute to the problems.

Results (Indonesian) 2:

Untuk tujuan pengujian generalisasi dari skala LSQ, beberapa prosedur
yang diikuti. Sebuah studi eksplorasi dilakukan terdiri dari tujuh wawancara
dengan manajer logistik perusahaan pelanggan TPL dan dua dengan manajer logistik
dari perusahaan TPL terkemuka. Campuran ahli Ulasan penelitian
instrumen untuk menjamin validitas isi. Mereka terdiri dari 4 akademisi, logistik
konsultan dan pelanggan TPL, yang memiliki pengalaman dua belas tahun di saat ini
posisi. Instrumen ini kemudian pra-diuji dengan menggunakan sampel acak dari 50
perusahaan. Enam (6) kuesioner digunakan diperoleh. Temuan dari kualitatif
lapangan dan uji coba penelitian ini menyarankan beberapa perubahan. Pertama, dalam
rangka meningkatkan skala LSQ, dua konstruksi (kualitas informasi dan pemesanan
prosedur) yang disadap dengan hanya dua item yang diperlukan untuk diperluas. Terutama
dengan membangun kualitas informasi, ditemukan bahwa konsep itu tidak
berlaku karena untuk manajer dari perusahaan pelanggan TPL, tidak ada katalog
informasi. Mentzer et al. (1999) berpendapat bahwa informasi yang terkandung
dalam katalog penyedia layanan harus tersedia dan memadai
berkualitas dalam rangka untuk membuat keputusan. Hasil dari studi eksplorasi tercermin
bahwa praktek logistik sangat melibatkan informasi antar-organisasi
sistem seperti Internet dan Electronic Data Interchange (EDI) dalam pertukaran
informasi karena kompleksitas dari operasi logistik dan antarorganisasi
hubungan. Dengan demikian, kualitas informasi harus dievaluasi secara lebih ketat
cara. Langkah-langkah kualitas informasi, dikembangkan oleh Mohr & Spekman
(1994) ditemukan tepat dalam penelitian ini dan karena itu diadopsi (lihat
Tabel 2).
Kedua kedua-item konstruk memesan prosedur. Dalam Mentzer et al.
(1999) studi, memerintahkan prosedur mengacu pada efisiensi dan efektivitas
prosedur penempatan pesanan. Dalam konteks lintas sektoral, situasinya lebih
kompleks dan pemesanan prosedur tindakan yang digunakan oleh Mentzer et al. (1999) tidak
sepenuhnya mencerminkan prosedur pemesanan dalam industri tertentu. Sebaliknya, langkah-langkah seperti
efektifitas, kemudahan, kesederhanaan, fleksibilitas prosedur pemesanan serta
waktu dan usaha yang diambil dianggap penting (Dabholkar, 1994). Dengan demikian, lebih luas
konsep prosedur pemesanan yang digunakan dalam penelitian ini (lihat Tabel 2).
Selain modifikasi skala dua-item tersebut, hasil dari eksplorasi
studi dan pilot menemukan bahwa aplikasi yang tepat dari skala akan menghasilkan beberapa
komplikasi di tanggapan dan analisis hasil karena jenis tertentu
dari langkah-langkah yang dikembangkan dalam organisasi DLA. Skala LSQ
juga terbatas khusus untuk logistik masuk. Diharapkan bahwa kompleks
prosedur operasi logistik antara industri dan jenis tertentu
dari layanan yang digunakan oleh pelanggan juga akan berkontribusi pada masalah.