BAI‘ AL DAYN (SALE OF DEBT)A credit

BAI‘ AL DAYN (SALE OF DEBT)
A credit document emerging from any transaction of credit sale represents a debt which cannot be sold as per Shar¯ı´ah rules due to the involvement of Gharar and/or Riba. A trader selling a commodity on credit and thus having a bill of exchange, an export bill or a promissory note cannot sell it to an Islamic bank as they could to a conventional bank. As an alternative, the bank can serve as a trader and purchase the commodity from its producer and then sell it to others who need it on credit, keeping a margin for itself.75 The OIC Fiqh Academy and Shar¯ı´ah scholars in general consider the sale/purchase of such securities or documents representing debt at a price other than their nominal value incompatible with the tenets of the Shar¯ı´ah. Even on face value, the sale of debt is allowed only when the purchaser has recourse to the original debtor, as in the case of Hawalah.

Results (Indonesian) 1:

BAI' AL DAYN (PENJUALAN UTANG)Sebuah dokumen kredit yang muncul dari setiap transaksi penjualan kredit mewakili hutang yang tidak dijual sesuai aturan Shar¯ı´ah karena keterlibatan Gharar dan/atau Riba. Pedagang menjual komoditas kredit dan dengan demikian memiliki tagihan pertukaran, tagihan ekspor atau promes tidak dapat menjualnya kepada bank Islam yang mereka bisa untuk bank konvensional. Sebagai alternatif, bank dapat melayani sebagai pedagang dan membeli komoditi dari produser dan kemudian menjualnya kepada orang lain yang membutuhkannya kredit, menjaga margin untuk itself.75 The OKI Fiqh Academy dan sarjana Shar¯ı´ah secara umum mempertimbangkan membeli/menjual sekuritas atau dokumen-dokumen yang mewakili utang pada harga selain yang bernilai nominal mereka bertentangan dengan ajaran Shar¯ı´ah. Bahkan pada nilai nominalnya, penjualan utang diperbolehkan hanya ketika pembeli memiliki jalan kepada debitur asli, seperti dalam kasus Hawalah.

Results (Indonesian) 2:

BAI 'AL Dayn (PENJUALAN DEBT)
Sebuah dokumen kredit yang muncul dari setiap transaksi penjualan kredit merupakan utang yang tidak dapat dijual sebagai per aturan syari'at karena keterlibatan gharar dan / atau Riba. Seorang pedagang menjual komoditi secara kredit dan dengan demikian memiliki bill of exchange, tagihan ekspor atau surat promes tidak bisa menjualnya kepada bank Islam yang mereka bisa untuk bank konvensional. Sebagai alternatif, bank dapat berfungsi sebagai pedagang dan membeli komoditi dari produsen dan kemudian menjualnya kepada orang lain yang membutuhkannya kredit, menjaga margin untuk itself.75 OKI Fiqh Academy dan Syariah ulama pada umumnya mempertimbangkan penjualan / pembelian surat berharga atau dokumen yang mewakili utang pada harga selain nilai nominalnya tidak sesuai dengan ajaran syariat tersebut. Bahkan pada nilai nominal, penjualan utang diperbolehkan hanya jika pembeli memiliki jalan lain untuk debitur asli, seperti dalam kasus Hawalah.