A year ago, Mr. Munn had begun a re

A year ago, Mr. Munn had begun a resiliency study with students who had a potential of dropping out of school. He and Mr. Rodgers wanted to know why some students graduated and others did not. They were looking for characteristics that would help create a profile of students who graduated from high school.

“What could the school do to prevent students from dropping out?” Mr. Munn asked the former students. There was a long quiet period in which everybody stared into space or fidgeted with the paper or pencil on the table or just stared down at the floor.

Then Orville, a slight boy with two rings in both nostrils and attired in red and black gang regalia, cryptically admonished, “What the hands do must be connected with what the mind does. The two must act in con-cert. We were either given mind things to do, like in chemistry, which made no sense to me, or given hand things to do like in autoshop, which made sense to me. But nothing ever totally connected for me after a day at school, except my homies.

“I knew there was a connection between chemistry,” he said, “and the project I was working on in autoshop, but I couldn’t figure out what it was. I got real frustrated. I needed guidance and didn’t get it. Isn’t that what you teachers were paid to do . . . guide us?”

Dina stared at the boy ruefully, reflecting about the time when Or-ville attended school dressed in a manner that did not make a statement

. . . and with an unadorned nose. She remembered him as a poet, meet-ing with her in her office in the morning before the first bell rang and reading the lyrical phrases he had created overnight.

However, he wasn’t there every morning. Orville was tardy a great deal of the time because he had to mop up the muck his mother left on the living room floor after partying all night and falling down drunk.

After he wiped her up and put her to bed, he still had to feed his younger sisters and brothers. When he arrived at school, he was as-signed a detention for being late. If she only knew at that time how lucky they were to even have him at school. If only the school had had a plan that could accommodate this young man and his talent.

He was a poet and they were blinded to his beautiful words and ideas. And his mother . . . well, she slept right through it all.

After Orville spoke, the former students became more reflective. The room was somber. She could hear the students nearest her taking deep breaths.

Results (Indonesian) 1:

Setahun yang lalu, Mr Munn mulai studi ketahanan dengan murid-murid yang mempunyai potensi putus sekolah. Dia dan Mr Rodgers ingin tahu mengapa beberapa siswa lulus dan orang lain tidak. Mereka mencari karakteristik yang akan membantu membuat profil siswa yang lulus dari sekolah tinggi."Apa yang bisa sekolah lakukan untuk mencegah siswa dari putus?" Tn. Munn meminta mantan siswa. Ada periode lama tenang di mana semua orang menatap ke luar angkasa atau fidgeted dengan kertas atau pensil di atas meja atau hanya menatap ke bawah lantai.Kemudian Orville, seorang laki-laki sedikit dengan dua cincin di kedua lubang hidung dan berpakaian dalam regalia geng merah dan hitam, samar menegur, "Apakah tangan harus dihubungkan dengan apa pikiran melakukan. Kedua harus bertindak di con-cert. Kami adalah baik diberikan pikiran hal yang harus dilakukan, seperti dalam kimia, yang tidak masuk akal bagi saya, atau diberikan tangan hal-hal seperti di autoshop, yang masuk akal untuk saya. Tetapi tidak pernah benar-benar terhubung bagi saya setelah seharian di sekolah, kecuali saya homies."Saya tahu ada hubungan antara kimia," katanya, "dan proyek saya sedang mengerjakan di autoshop, tapi saya tidak tahu apa itu. Aku benar-benar frustrasi. Saya membutuhkan bimbingan dan tidak mendapatkannya. Bukankah itu apa Anda guru dibayar untuk melakukan... membimbing kita? "Dina menatap anak laki-laki ruefully, mencerminkan tentang waktu ketika atau-ville menghadiri sekolah berpakaian dengan cara yang tidak membuat pernyataan... dan dengan hidung tanpa hiasan. Dia teringat dia sebagai seorang penyair, bertemu-ing dengan dia di kantornya di pagi hari sebelum pertama Bel berbunyi dan membaca liris frase yang telah diciptakan dalam semalam.Namun, dia tidak ada di sana setiap pagi. Orville adalah terlambat banyak waktu karena ia harus mengepel kotoran ibunya meninggalkan pada lantai ruang tamu setelah berpesta semua malam dan jatuh ke bawah mabuk.Setelah ia mengusap dia dan menempatkan dia untuk tidur, ia masih harus feed muda dan saudari-Nya. Ketika ia tiba di sekolah, ia adalah menandatangani sebagai tahanan karena terlambat. Jika dia hanya tahu pada waktu itu betapa beruntungnya mereka bahkan memiliki dia di sekolah. Jika hanya sekolah telah memiliki rencana yang bisa menampung anak muda ini dan bakatnya.Dia adalah seorang penyair dan mereka yang buta terhadap kata-kata indah dan ide-ide. Dan ibunya... baik, dia tidur benar melalui semua itu.Setelah berbicara Orville, mantan siswa menjadi lebih mencerminkan. Kamar adalah muram. Ia bisa mendengar siswa terdekat dia mengambil napas dalam-dalam.

Results (Indonesian) 2:

Setahun yang lalu, Mr. Munn telah memulai studi ketahanan dengan siswa yang memiliki potensi putus sekolah. Dia dan Mr Rodgers ingin tahu mengapa beberapa siswa lulus dan yang lain tidak. Mereka mencari karakteristik yang akan membantu membuat profil siswa yang lulus dari sekolah tinggi.

"Apa yang bisa sekolah lakukan untuk mencegah siswa dari putus?" Mr. Munn meminta mantan siswa. Ada periode panjang yang tenang di mana setiap orang menatap ke angkasa atau gelisah dengan kertas atau pensil di atas meja atau hanya menatap lantai.

Kemudian Orville, anak laki-laki kecil dengan dua cincin di kedua lubang hidung dan berpakaian dalam regalia geng merah dan hitam , samar menegur, "apa yang tangan lakukan harus terhubung dengan apa yang pikiran tidak. Kedua harus bertindak con-cert. Kami baik diberikan hal pikiran untuk melakukan, seperti dalam kimia, yang tidak masuk akal bagi saya, atau diberikan hal tangan untuk melakukan seperti di autoshop, yang masuk akal bagi saya. Tapi tidak ada yang pernah benar-benar terhubung untuk saya setelah hari di sekolah, kecuali homies saya.

"Saya tahu ada hubungan antara kimia," katanya, "dan proyek yang saya kerjakan di autoshop, tapi aku tidak tahu apa yang dulu. Aku nyata frustrasi. Aku membutuhkan bimbingan dan tidak mendapatkannya. Bukankah itu yang Anda guru dibayar untuk melakukan. . . membimbing kita? "

Dina menatap anak sedih, mencerminkan tentang waktu ketika Atau-ville bersekolah berpakaian dengan cara yang tidak membuat pernyataan

. . . dan dengan hidung tanpa hiasan. Dia ingat dia sebagai penyair, bertemu-ing dengan dia di kantornya di pagi hari sebelum bel pertama berbunyi dan membaca frase lirik dia telah menciptakan semalam.

Namun, dia tidak ada setiap pagi. Orville adalah terlambat banyak waktu karena ia harus mengepel kotoran ibunya meninggalkan di lantai ruang tamu setelah berpesta sepanjang malam dan jatuh ke bawah mabuk.

Setelah ia menyeka tubuhnya dan membaringkannya di tempat tidur, ia masih harus memberi makan adik perempuan dan saudara. Ketika ia tiba di sekolah, dia sebagai menandatangani penahanan karena terlambat. Jika dia hanya tahu pada waktu itu betapa beruntungnya mereka bahkan memiliki dia di sekolah. Jika hanya sekolah punya rencana yang bisa menampung pemuda ini dan bakatnya.

Dia adalah seorang penyair dan mereka buta untuk kata-kata indah dan ide-ide. Dan ibunya. . . baik, dia tidur tepat melalui itu semua.

Setelah Orville berbicara, mantan siswa menjadi lebih reflektif. Ruangan itu muram. Dia bisa mendengar siswa terdekatnya mengambil napas dalam-dalam.