Figure 10.2 Negative Evaluations of

Figure 10.2 Negative Evaluations of (a) Appear-ance and (b) Weight Among Adolescents Who Rank These Characteristics High for Self-Esteem
Source: R. G. Simmons
D. A. Myth. 0987). Moving into adolescence. Neu, York: Aldine de Grunter.

drop in self-esteem does not occur in boys. The more stability adolescents have in any one area, the better they can cope with changes in others (Simmons & Rlvth, 1987).
Consider a hypothetical 14-year-old girl who is midway through puberty and just beginning to date. Her parents are recently divorced, and she lives in a new neighborhood. She has so many things to talk about with her friends, but she never gets to see them. She doesn't know which of the physical changes she's experienc¬ing are "normal" and which are "weird." She feels angry all the time—except when she's depressed. When she told her counselor at school, he told her it's because of her hormones. The last person she can talk to is her mother, who feels even worse than she does. Her grades have fallen, and she's lost interest in doing things at school. When asked how she feels about herself, site has a hard dine thinking, r11 any qualities that she likes.
This adolescent's experiences are extreme, yet the situation she faces is in¬creasingly common for many (see Chapter 5). Under conditions such as these, self esteem understandably suffers in adolescence.
How do adolescents come up with a sense of themselves that they can live with and like? Puberty forces the issue, but it also provides some new answers. Because of pubertal changes, adolescents find it difficult to think of themselves as they did as children. But they also develop new ways of thinking that give them

Results (Indonesian) 1:

Angka 10.2 evaluasi negatif () muncul-terorganisir dan (b) berat kalangan remaja yang peringkat karakteristik ini tinggi untuk harga diriSumber: R. G. SimmonsD. A. mitos. 0987). memasuki masa remaja. Neu, York: Aldine de Grunter. penurunan harga diri terjadi pada anak laki-laki. Memiliki lebih banyak remaja stabilitas dalam satu daerah, semakin baik mereka dapat mengatasi perubahan dalam diri orang lain (Simmons & Rlvth, 1987).Pertimbangkan seorang gadis berusia 14 tahun hipotetis yang midway melalui masa pubertas dan baru mulai tanggal. Orangtuanya baru saja bercerai, dan dia tinggal di lingkungan yang baru. Dia memiliki begitu banyak hal untuk dibicarakan dengan teman-temannya, tapi dia tidak pernah mendapat untuk melihat mereka. Dia tidak tahu yang fizikal perubahan dia adalah experience¬ing "normal" dan yang "aneh." Dia merasa marah sepanjang waktu — kecuali ketika dia tertekan. Ketika dia mengatakan bahwa dia konselor di sekolah, ia mengatakan kepadanya karena hormon-nya. Orang terakhir yang dia dapat berbicara dengan adalah ibunya, yang merasa lebih buruk daripada yang dia lakukan. Nilainya telah jatuh, dan ia kehilangan minat dalam melakukan hal-hal di sekolah. Ketika ditanya bagaimana perasaannya tentang dirinya sendiri, situs memiliki keras bersantap berpikir, r11 apapun kualitas yang dia suka.Remaja ini pengalaman ekstrim, namun dia menghadapi situasi yang in¬creasingly umum bagi banyak (Lihat Bab 5). Di bawah kondisi seperti ini, harga diri dimengerti menderita di masa remaja.Bagaimana remaja datang dengan rasa diri bahwa mereka dapat hidup dengan dan seperti? Pubertas memaksa masalah, tapi juga memberikan beberapa jawaban yang baru. Karena perubahan pubertas, remaja sulit untuk berpikir seperti yang mereka lakukan sebagai anak-anak. Tetapi mereka juga mengembangkan cara-cara baru berpikir yang memberi mereka

Results (Indonesian) 2:

Gambar 10.2 Evaluasi negatif dari (a) Muncul-Ance dan (b) Berat Di antara remaja yang Rank Karakteristik ini tinggi untuk Self-Esteem
Sumber: RG Simmons
D. A. Mitos. 0987). Beranjak ke masa remaja. Neu, York:. Aldine de Grunter penurunan harga diri tidak terjadi pada anak laki. Semakin banyak remaja stabilitas memiliki dalam satu bidang, semakin baik mereka dapat mengatasi perubahan lain (Simmons & Rlvth, 1987). Pertimbangkan seorang gadis 14 tahun hipotetis yang tengah melalui masa pubertas dan baru mulai tanggal. Orangtuanya baru saja bercerai, dan dia tinggal di lingkungan yang baru. Dia memiliki begitu banyak hal untuk dibicarakan dengan teman-temannya, tapi dia tidak pernah mendapat untuk melihat mereka. Dia tidak tahu yang mana dari perubahan fisik dia experienc¬ing adalah "normal" dan yang "aneh." Dia merasa marah sepanjang waktu-kecuali saat dia tertekan. Ketika dia mengatakan kepada konselor di sekolah, ia mengatakan itu karena hormon nya. Orang terakhir dia bisa berbicara dengan adalah ibunya, yang merasa lebih buruk daripada dia. Nilai-nilainya telah jatuh, dan dia kehilangan minat dalam melakukan hal-hal di sekolah. Ketika ditanya bagaimana perasaannya tentang dirinya sendiri, situs memiliki pemikiran dine keras, R11 setiap kualitas yang dia suka. Pengalaman ini remaja yang ekstrim, namun situasi dia menghadapi adalah in¬creasingly umum bagi banyak (lihat Bab 5). Dalam kondisi seperti ini, harga diri dimengerti menderita pada masa remaja. Bagaimana remaja datang dengan rasa diri bahwa mereka dapat hidup dengan dan seperti? Pubertas memaksa masalah ini, tetapi juga menyediakan beberapa jawaban baru. Karena perubahan pubertas, remaja merasa sulit untuk menganggap diri mereka seperti yang mereka lakukan sebagai anak-anak. Tapi mereka juga mengembangkan cara-cara baru dalam berpikir yang memberi mereka