Also, the teachers in this study pr

Also, the teachers in this study provided spontaneous recasting immediately after
the error. This could also explain the reason for the abundant use of short recasts.
Moreover such spontaneous recasting could be related to the number of ‘whole recasts’.
Whereas half (44.61%) of the instances were those of a ‘whole’ correction, Loewen and
Philp (2006) found most recasts (69.3%) to be ‘segmented’. As can be seen from
Example 7 and Example 8, the timing of the provision is swift and immediate. The
merit of quick correction is that the lapse of time between the mistake and the
correction is minimized. And as the corrections continue until the student has been
able to express the full utterance without any error, the extended sequence may have a
positive effect on the learner by highlighting the error and by allowing production
practice through modified output.

Results (Indonesian) 1:

Juga, para guru dalam studi ini disediakan spontan membentuk kembali segera setelahkesalahan. Ini juga bisa menjelaskan alasan untuk penggunaan berlimpah recasts pendek.Selain itu membentuk kembali seperti spontan bisa berhubungan dengan jumlah 'recasts keseluruhan'.Sedangkan setengah (44.61%) kejadian itu koreksi 'seluruh', Loewen danPhilp (2006) menemukan sebagian recasts (69.3%) untuk menjadi 'tersegmentasi'. Seperti dapat dilihat dariContoh 7 dan 8 contoh, waktu penyediaan cepat dan langsung. Thekelebihan dari koreksi cepat adalah bahwa selang waktu antara kesalahan dankoreksi diminimalkan. Dan sebagai koreksi terus sampai siswa telahmampu mengekspresikan ucapan penuh tanpa kesalahan, urutan diperpanjang mungkin memilikiefek positif pada pelajar oleh menyoroti kesalahan dan memungkinkan produksipraktek melalui dimodifikasi output.

Results (Indonesian) 2:

Juga, para guru dalam penelitian ini tersedia membentuk kembali secara spontan segera setelah
kesalahan. Ini juga bisa menjelaskan alasan penggunaan berlimpah recasts pendek.
Selain itu membentuk kembali spontan tersebut dapat berhubungan dengan jumlah 'seluruh recasts'.
Sedangkan setengah (44,61%) dari contoh adalah mereka dari 'seluruh' koreksi, Loewen dan
Philp (2006) menemukan sebagian recasts (69,3%) untuk 'tersegmentasi'. Seperti dapat dilihat dari
Contoh 7 dan contoh 8, waktu pemberian adalah cepat dan segera. The
Kelebihan koreksi cepat adalah bahwa selang waktu antara kesalahan dan
koreksi diminimalkan. Dan sebagai koreksi berlanjut sampai mahasiswa tersebut telah
mampu mengungkapkan ucapan penuh tanpa kesalahan, urutan diperpanjang mungkin memiliki
efek positif pada peserta didik dengan menyoroti kesalahan dan dengan memungkinkan produksi
praktek melalui keluaran dimodifikasi.