He briefly worked as an editor with

He briefly worked as an editor with Ismaili Tariqah and Religious Education Board in Karachi, Sindh, Pakistan. His translation of various Mautazalite treatises, a book on 12th century Fatimid revolutionary Hassan Bin Sabbah, and also various texts about the Ismaili sect in Islam are a major contribution to the Urdu language and literature.[citation needed] His prose and other translation of major Ismaili philosophical works can be found at Ismaili Tariqah Board libraries in Karachi.

He acquired knowledge of philosophy, logic, Islamic history, the Muslim Sufi tradition, Muslim religious sciences, Western literature, and Kabbala. His synthesis of this knowledge into his poetry differentiates him from his modern contemporaries.[citation needed]

He also edited the Urdu literary magazine Insha, through which he came to know another Urdu writer, Zahida Hina, whom he later married.[citation needed] Zahida Hina writes for Jang and Express on current political and social issues. He had two daughters and a son with her. Jaun and Zahida divorced in the mid-1980s which left him alcoholic and depressed.[citation needed] He died after a protracted illness on 8 November 2002 in Karachi.

Results (Indonesian) 1:

Secara singkat, ia bekerja sebagai editor dengan Ismaili Tariqah dan Dewan Pendidikan agama di Karachi, Sindh, Pakistan. Terjemahannya terhadap berbagai risalah Mautazalite, sebuah buku pada abad ke-12 Fatimiyyah revolusioner Hassan Bin Sabbah, dan juga berbagai teks tentang mazhab Ismaili dalam Islam adalah kontribusi besar untuk bahasa Urdu dan sastra.[rujukan?] Nya prosa dan lain terjemahan utama Ismaili karya filsafat dapat ditemukan di Ismaili Tariqah Dewan Perpustakaan di Karachi.

ia memperoleh pengetahuan tentang filsafat, logika, sejarah Islam, Muslim Sufi tradisi, Muslim ilmu agama, sastra Barat, dan Kabbala. Sintesis pengetahuan ini ke puisinya yang membedakan dirinya dari sezamannya modern.[rujukan?]

Ia juga menyunting insya majalah sastra Urdu, di mana ia datang untuk tahu penulis lain Urdu, Zahida Hina, yang kemudian ia menikah.[rujukan?] Zahida Hina menulis untuk Jang dan Express mengenai isu-isu politik dan sosial. Dia mempunyai dua anak perempuan dan anak dengannya. Jaun dan Zahida bercerai pada pertengahan 1980-an yang meninggalkan Dia beralkohol dan depresi.[rujukan?] Dia meninggal setelah sakit yang berlarut-larut pada 8 November 2002 di Karachi.

Results (Indonesian) 2:

Dia sebentar bekerja sebagai editor dengan Ismaili Tariqah dan Dewan Pendidikan Agama di Karachi, Sindh, Pakistan. Terjemahan dari berbagai risalah Mautazalite, sebuah buku tentang abad ke-12 Fatimiyah revolusioner Hassan Bin Sabbah, dan juga berbagai teks tentang sekte Ismailiyah dalam Islam adalah kontribusi besar untuk bahasa Urdu dan sastra. [Rujukan?] Prosa-Nya dan terjemahan lain utama karya-karya filsafat Ismailiyah dapat ditemukan di perpustakaan Ismaili Tariqah Dewan di Karachi. Ia memperoleh pengetahuan tentang filsafat, logika, sejarah Islam, tradisi Muslim Sufi, ilmu-ilmu agama Islam, literatur Barat, dan Kabbalah. Sintesis Nya pengetahuan ini ke dalam puisinya membedakan dia dari sezaman yang modern. [Rujukan?] Ia juga mengedit majalah sastra Urdu Insya, melalui mana ia datang untuk mengetahui penulis Urdu lain, Zahida Hina, yang kemudian ia menikah. [rujukan?] Zahida Hina menulis untuk Jang dan Express pada isu-isu politik dan sosial saat ini. Dia memiliki dua anak perempuan dan seorang putra dengan dia. Jaun dan Zahida bercerai pada pertengahan 1980-an yang membuatnya alkohol dan depresi. [Rujukan?] Dia meninggal setelah sakit yang berkepanjangan pada tanggal 8 November 2002 di Karachi.