In most of the Western world, sever

In most of the Western world, several projects are being
implemented, focusing on the pre-onset identification and
early treatment of schizophrenia and other psychoses, based
on the assumption that untreated illness becomes more
chronic, socially invalidating and treatment resistant (1-4). In
this context, subtle (non-psychotic) qualitative anomalies of
subjective experience (such as disorders of affect, perception,
bodily experience, cognition, volition and action) have regained the status of potential precursors of schizophrenia,
and specific subsets of these anomalies (e.g., at risk basic
symptoms) have been proposed for the pragmatic purposes
of early detection (5-9).

Results (Indonesian) 1:

Di sebagian besar dunia Barat, beberapa proyek sedang diimplementasikan, berfokus pada identifikasi pra-onset dan awal pengobatan skizofrenia dan psikosis lain, berdasarkan dengan asumsi bahwa tidak diobati sakit menjadi lebih sosial membuat tidak valid yang kronis, dan pengobatan tahan (1-4). Dalam konteks ini, halus (bebas-psikotik) kualitatif anomali dari pengalaman subyektif (seperti gangguan mempengaruhi, persepsi, pengalaman tubuh, kognisi, kehendak dan tindakan) telah kembali status potensi prekursor skizofrenia, dan Himpunan bagian tertentu dari anomali ini (misalnya, pada risiko dasar gejala) telah diusulkan untuk tujuan pragmatis Deteksi dini (5-9).

Results (Indonesian) 2:

Di sebagian besar dunia Barat, beberapa proyek yang sedang
dilaksanakan, dengan fokus pada identifikasi pra-onset dan
pengobatan dini skizofrenia dan psikosis lain, berdasarkan
pada asumsi bahwa penyakit yang tidak diobati menjadi lebih
kronis, membatalkan dan tahan perlakuan sosial (1-4) . Dalam
konteks ini, halus (non-psikotik) anomali kualitatif
pengalaman subjektif (seperti gangguan mempengaruhi, persepsi,
pengalaman tubuh, kognisi, kemauan dan tindakan) telah kembali status prekursor potensi skizofrenia,
dan subset spesifik anomali ini ( misalnya, di dasar risiko
gejala) telah diusulkan untuk tujuan pragmatis
deteksi dini (5-9).