For most Pashtuns it’s a gloomy day

For most Pashtuns it’s a gloomy day when a daughter is born. My father’s cousin Jehan Sher Khan
Yousafzai was one of the few who came to celebrate my birth and even gave a handsome gift of
money. Yet, he brought with him a vast family tree of our clan, the Dalokhel Yousafzai, going right
back to my great-great-grandfather and showing only the male line. My father, Ziauddin, is different
from most Pashtun men. He took the tree, drew a line like a lollipop from his name and at the end of it
he wrote, ‘Malala’. His cousin laughed in astonishment. My father didn’t care. He says he looked into
my eyes after I was born and fell in love. He told people, ‘I know there is something different about
this child.’ He even asked friends to throw dried fruits, sweets and coins into my cradle, something
we usually only do for boys

Results (Indonesian) 1:

untuk sebagian Pashtun itu hari suram ketika putrinya lahir. sepupu ayahku jehan sher khan
Yousafzai adalah salah satu dari sedikit orang yang datang untuk merayakan kelahiran saya dan bahkan memberi hadiah tampan
uang. Namun, ia membawa sebuah pohon besar keluarga klan kami, Yousafzai dalokhel, akan benar
kembali ke saya besar-besar-kakek dan hanya menampilkan garis laki-laki. ayahku, Ziauddin, berbeda
dari kebanyakan pria Pashtun. ia mengambil pohon, menarik garis seperti lollipop dari namanya dan pada akhir itu
ia menulis, 'Malala'. sepupunya tertawa heran. ayah saya tidak peduli. dia bilang dia menatap
mata saya setelah saya lahir dan jatuh cinta. ia mengatakan kepada orang-orang, 'saya tahu ada sesuatu yang berbeda tentang
anak ini. "ia bahkan meminta teman-teman untuk melemparkan buah-buahan kering,permen dan koin ke dalam cradle saya, sesuatu
kita biasanya hanya lakukan untuk anak laki-laki

Results (Indonesian) 2:

Untuk Pashtun kebanyakan itu adalah hari yang suram ketika seorang putri yang lahir. Ayah saya sepupu Jehan Sher Khan
Yousafzai adalah salah satu dari sedikit orang yang datang untuk merayakan kelahiran saya dan bahkan memberi hadiah tampan
uang. Namun, dia membawa bersamanya pohon keluarga besar kami klan, Dalokhel Yousafzai, berjalan dengan benar
kembali ke besar-kakek buyut saya dan menampilkan hanya garis laki-laki. Ayah saya, Ziauddin, berbeda
dari kebanyakan laki-laki Pashtun. Dia mengambil pohon, menarik garis seperti permen lolipop dari namanya dan pada akhir itu
dia menulis, 'Malala'. Sepupunya tertawa takjub. Ayah saya tidak peduli. Ia mengatakan ia melihat ke
mataku, setelah saya dilahirkan dan jatuh cinta. Dia mengatakan kepada orang-orang, ' aku tahu ada sesuatu yang berbeda tentang
anak ini.' Dia bahkan meminta teman-teman untuk melemparkan buah-buahan kering, permen dan koin ke cradle saya, sesuatu
kita biasanya hanya melakukan untuk anak