It was not that simple in every are

It was not that simple in every area, and revolutionary hopes continued to burn bright
for a year or so in a few. Habsburg armies, under a new emperor, the eighteen-year-old
Franz Joseph, finally prevailed against those of Piedmont-Sardinia and the other Italian
states that had risen up against Austrian rule. The radical republic formed in Rome was
crushed in June 1849 – not by Papal or Austrian forces or indigenous conservatives but
by troops sent from France, the initial revolutionary model, now under its new authoritarian,
antirevolutionary leader, Louis Napoleon (later known as Napoleon III).

Results (Indonesian) 1:

Itu tidak sesederhana di setiap daerah, dan harapan revolusioner yang terus membakar cerahuntuk satu tahun atau sehingga dalam beberapa. Pasukan Habsburg, di bawah Kaisar baru, delapan belas-tahun-tuaFranz Joseph, yang akhirnya menang melawan Piedmont-Sardinia dan bahasa lainnyanegara-negara yang telah bangkit melawan aturan Austria. Republik radikal yang terbentuk di Romahancur di Juni 1849 – bukan oleh Paus atau Austria atau konservatif adat tetapioleh pasukan yang dikirim dari Perancis, revolusioner model awal, sekarang di bawah otoriter yang baru,antirevolutionary pemimpin, Louis Napoleon (kemudian dikenal sebagai Napoleon III).

Results (Indonesian) 2:

Itu tidak sesederhana itu di setiap daerah, dan harapan revolusioner terus menyala terang
selama satu tahun atau lebih dalam beberapa. Tentara Habsburg, di bawah kaisar baru, delapan belas tahun
Franz Joseph, akhirnya menang terhadap orang-orang dari Piedmont-Sardinia dan Italia lain
negara yang telah bangkit melawan pemerintahan Austria. Republik radikal yang terbentuk di Roma
hancur di Juni 1849 - tidak dengan Kepausan atau pasukan Austria atau konservatif adat tetapi
oleh pasukan yang dikirim dari Perancis, model revolusioner awal, sekarang di bawah otoriter, baru
pemimpin antirevolutionary, Louis Napoleon (kemudian dikenal sebagai Napoleon III ).