Stakeholder theory (SHT) argues tha

Stakeholder theory (SHT) argues that the utility of
a large number of different stakeholders, in addition to
the shareholders, is maximized as the firm tries to integrate
its needs through the creation of multiple objectives
(Christopher, 2010; see also Freeman et al., 2004). SHT
has been applied frequently in earlier accounting studies
(Orij, 2010; Mäkelä and Näsi, 2010), although almost all of
these studies address social responsibility issues (Camara et al., 2009).1 A few studies have applied SHT to investigate
the stakeholder effect on the design of performance measurement
systems (PMS).2 These include applying SHT to investigating the development of financial reports (Camara
et al., 2009), identifying primary and secondary objectives
(Atkinson et al., 1997), designing a PMS in a Chinese case
company (Li and Tang, 2009), and balancing multiple objectives
in a balanced scorecard (BSC) (Sundin et al., 2010). The
paucity of studies indicates a need for further research on
performance measurement using SHT.

Results (Indonesian) 1:

Teori pemangku kepentingan (SHT) berpendapat bahwa utilitassejumlah besar dari berbagai pemangku kepentingan, di sampingPara pemegang saham, dimaksimalkan sebagai perusahaan mencoba untuk mengintegrasikankebutuhannya melalui penciptaan multi tujuan(Christopher, 2010; Lihat juga Freeman et al., 2004). SHTtelah diterapkan sering di Studi Akuntansi sebelumnya(Orij, 2010; Mäkelä dan Näsi, 2010), meskipun hampir semuastudi ini menangani isu-isu tanggung jawab sosial (Camara et al., 2009).1 A beberapa penelitian telah diterapkan SHT untuk menyelidikiEfek pemangku kepentingan pada desain pengukuran kinerjasistem (PMS).2 ini termasuk menerapkan SHT untuk menyelidiki pengembangan laporan keuangan (Camaraet al., 2009), mengidentifikasi tujuan primer dan sekunder(Atkinson et al., 1997), merancang PMS dalam kasus CinaPerusahaan (Li dan Tang, 2009), dan menyeimbangkan multi tujuandalam balanced scorecard (BSC) (Sundin et al., 2010). Thekurangnya studi menunjukkan kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut padapengukuran kinerja menggunakan SHT.

Results (Indonesian) 2:

Teori Stakeholder (SHT) berpendapat bahwa utilitas dari
sejumlah besar pemangku kepentingan yang berbeda, selain
pemegang saham, dimaksimalkan sebagai perusahaan mencoba untuk mengintegrasikan
kebutuhan melalui penciptaan beberapa tujuan
(Christopher, 2010; lihat juga Freeman et al. 2004). SHT
telah diterapkan sering dalam studi akuntansi sebelumnya
(Orij, 2010; Makela dan nasi, 2010), meskipun hampir semua
studi ini membahas isu-isu tanggung jawab sosial (. Camara et al, 2009) 0,1 Beberapa penelitian telah diterapkan SHT untuk menyelidiki
yang efek pemangku kepentingan pada desain pengukuran kinerja
sistem (PMS) 0,2 ini termasuk menerapkan SHT untuk menyelidiki perkembangan laporan keuangan (Camara
et al., 2009), mengidentifikasi tujuan primer dan sekunder
(Atkinson et al., 1997), merancang PMS dalam kasus Cina
perusahaan (Li dan Tang, 2009), dan menyeimbangkan beberapa tujuan
dalam balanced scorecard (BSC) (Sundin et al., 2010). The
kurangnya studi menunjukkan kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut tentang
pengukuran kinerja menggunakan SHT.