In the days of planked wooden boats

In the days of planked wooden boats it was necessary to keep the planks wet, otherwise they would shrink and cause gaps. Launchings of the larger boats were sometimes spectacular. Once launched, water entered the hull, and slowly the boat sank in full view of those on shore. These events were usually accompanied by cheers from the audience.

Roger Bristow recalls: ‘One of our keelboats (Canopus) was planked. It arrived at the Club for launching, but had opened up so much you could see daylight from the cabin. They decided to launch, the idea being for a couple of people to bail continuously until the seams absorbed water and swelled sufficiently to stop further entry of water. I happened to be snorkelling nearby, so I climbed on board to help bail. I got down into the cabin and bailed out through the open hatch. But the boat started to sink. The others had clambered off, but did not tell me. I glanced behind me, saw a wall of water flowing in, so I swam out of the hatch. Nobody really worried. It was later re-floated.’

Results (Indonesian) 1:

Pada hari-hari planked perahu kayu itu diperlukan untuk menjaga papan basah, jika tidak mereka akan menyusut dan menyebabkan kesenjangan. Peluncuran kapal-kapal besar yang kadang-kadang spektakuler. Setelah diluncurkan, air memasuki lambung, dan perlahan-lahan perahu itu tenggelam dalam tampilan penuh mereka di pantai. Peristiwa ini biasanya disertai dengan sorak-sorai dari para penonton.Roger Bristow kenang: ' salah satu dari kami keelboats (Canopus) adalah ditutup dengan papan. Ia tiba di klub untuk meluncurkan, tetapi telah membuka sehingga banyak Anda bisa melihat cahaya dari kabin. Mereka memutuskan untuk memulai, ide yang untuk beberapa orang untuk jaminan terus menerus sampai jahitannya diserap air dan membengkak cukup untuk menghentikan lebih lanjut masuknya air. Saya kebetulan ada snorkelling dekatnya, jadi saya naik di papan untuk membantu jaminan. Aku turun ke dalam kabin dan ditebus melalui menetas terbuka. Tapi perahu mulai tenggelam. Yang lain telah kem, tetapi tidak memberitahu saya. Aku melirik ke di belakang saya, melihat dinding air mengalir di, jadi aku berenang dari yang menetas. Tak seorang pun benar-benar khawatir. Ia kemudian kembali mengambang.'

Results (Indonesian) 2:

Pada hari-hari kapal kayu ditutup dengan papan itu perlu untuk menjaga papan basah, jika tidak mereka akan menyusut dan menyebabkan kesenjangan. Jumlah peluncuran dari kapal yang lebih besar kadang-kadang spektakuler. Setelah diluncurkan, air memasuki lambung, dan perlahan-lahan perahu tenggelam dalam tampilan penuh dari orang-orang di pantai. Peristiwa ini biasanya disertai dengan sorak-sorai dari penonton. Roger Bristow ingat: 'Salah keelboats kami (Canopus) itu ditutup dengan papan. Tiba di klub untuk meluncurkan, tetapi telah membuka begitu banyak Anda bisa melihat siang hari dari kabin. Mereka memutuskan untuk meluncurkan, gagasan untuk beberapa orang untuk menyelamatkan terus menerus sampai jahitan diserap air dan membengkak cukup untuk menghentikan masuknya lebih lanjut dari air. Saya kebetulan snorkeling di dekatnya, jadi saya naik di papan untuk membantu jaminan. Aku turun ke dalam kabin dan ditebus melalui menetas terbuka. Tapi perahu mulai tenggelam. Yang lain telah memanjat off, tapi tidak memberitahu saya. Aku melirik belakang saya, melihat dinding air yang mengalir, jadi aku berenang keluar dari palka. Tidak ada yang benar-benar khawatir. Ia kemudian kembali melayang. '