The period from the 1820s through the 1860s is often described as one  translation - The period from the 1820s through the 1860s is often described as one  Indonesian how to say

The period from the 1820s through t

The period from the 1820s through the 1860s is often described as one in which
liberal
values triumphed over conservative ones, but the failures of the revolutions of
1848–50 are also often described as marking a failure of liberalism. The seeming
contradiction has in part to do with the many dimensions of liberalism, as suggested
in Chapter 4. Liberalism’s failure in 1848–50 was most palpably one of liberal political
institutions on the Continent in achieving national unification, especially in
central
Europe. However, in other regards liberal values in fact prevailed. Britain’s
borders and national institutions were established and relatively secure, and so nothing
comparable to the Continental failure of liberal nationalism occurred in Britain
in 1848. Instead, it became known as a success story.
0/5000
From: -
To: -
Results (Indonesian) 1: [Copy]
Copied!
Periode dari 1820-an melalui 1860-an sering digambarkan sebagai satu di manaLiberalnilai menang atas orang-orang yang konservatif, tapi kegagalan revolusi1848 – 50 juga sering digambarkan sebagai menandai kegagalan liberalisme. Tampaknyakontradiksi sebagian ada hubungannya dengan dimensi banyak liberalisme, seperti yang disarankandalam bab 4. Liberalisme 's kegagalan dalam 1848 – 50 paling dgn jelas adalah salah satu liberal politiklembaga-lembaga di benua dalam mencapai persatuan nasional, terutama dalamPusatEropa. Namun, dalam hal lain nilai-nilai liberalisme bahkan menang. Di Britania Rayaperbatasan dan lembaga-lembaga nasional yang didirikan dan relatif aman, dan jadi tidaksebanding dengan kegagalan kontinental liberal nasionalisme terjadi di Britaniapada tahun 1848. Sebaliknya, itu dikenal sebagai cerita sukses.
Being translated, please wait..
Results (Indonesian) 2:[Copy]
Copied!
Periode dari 1820-an melalui tahun 1860-an sering digambarkan sebagai salah satu yang
liberal
nilai menang atas orang-orang yang konservatif, tetapi kegagalan revolusi
1848-1850 juga sering digambarkan sebagai tanda kegagalan liberalisme. The tampak
kontradiksi memiliki sebagian untuk melakukan dengan banyak dimensi liberalisme, seperti yang disarankan
dalam Bab 4. Kegagalan Liberalisme di 1848-1850 paling dgn jelas salah satu politik liberal
lembaga di Benua dalam mencapai persatuan nasional, terutama di
pusat
Eropa. Namun, dalam hal lain nilai-nilai liberal sebenarnya menang. Inggris
perbatasan dan lembaga nasional dibentuk dan relatif aman, dan jadi tidak
sebanding dengan kegagalan Kontinental nasionalisme liberal terjadi di Inggris
pada tahun 1848. Sebaliknya, menjadi dikenal sebagai kisah sukses.
Being translated, please wait..
 
Other languages
The translation tool support: Afrikaans, Albanian, Amharic, Arabic, Armenian, Azerbaijani, Basque, Belarusian, Bengali, Bosnian, Bulgarian, Catalan, Cebuano, Chichewa, Chinese, Chinese Traditional, Corsican, Croatian, Czech, Danish, Detect language, Dutch, English, Esperanto, Estonian, Filipino, Finnish, French, Frisian, Galician, Georgian, German, Greek, Gujarati, Haitian Creole, Hausa, Hawaiian, Hebrew, Hindi, Hmong, Hungarian, Icelandic, Igbo, Indonesian, Irish, Italian, Japanese, Javanese, Kannada, Kazakh, Khmer, Kinyarwanda, Klingon, Korean, Kurdish (Kurmanji), Kyrgyz, Lao, Latin, Latvian, Lithuanian, Luxembourgish, Macedonian, Malagasy, Malay, Malayalam, Maltese, Maori, Marathi, Mongolian, Myanmar (Burmese), Nepali, Norwegian, Odia (Oriya), Pashto, Persian, Polish, Portuguese, Punjabi, Romanian, Russian, Samoan, Scots Gaelic, Serbian, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovak, Slovenian, Somali, Spanish, Sundanese, Swahili, Swedish, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turkish, Turkmen, Ukrainian, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnamese, Welsh, Xhosa, Yiddish, Yoruba, Zulu, Language translation.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: