Protein content was determined acco

Protein content was determined according to a modifiedAOAC Official Method 940.25 Total Nitrogen, Kjeldahl method, 1995 (Hungerford, 1995). Exact weights for samples between 1.2 and 1.5 g were recorded to the thousandth of a gram. The samples were then added to Kjeldahl flasks, followed by addition of 12 g of a copper catalyst mixture containing K2SO4 and CuSO4 at a ratio of 3.5:1, 1–2 boiling chips and 15 ml 18 M H2SO4. Mixtures were digested at 410 C for 60 min in a Kjeldahl Digestion System (Fisher Scientific DB 20), and then cooled at room temperature
for 15 min. Next, 40 ml of deionized water was added and the mixtures were shaken to dissolve any solid salts. Distillation was carried out for 5 min using a Fisher Scientific Distillation Unit 100 with 50 ml of NaOH. The titration step was carried out with 0.1 N HCl and the volume of acid required to reach the endpoint was recorded. Total nitrogen in samples was calculated and converted to % protein using a factor of 6.25 (assuming that a pure protein mixture contains
16 % nitrogen (Pomeranz & Meloan, 1994)).

Results (Indonesian) 1:

Kandungan protein ditentukan menurut modifiedAOAC resmi metode 940.25 Total Nitrogen, metode Kjeldahl, 1995 (Hungerford, 1995). Bobot yang tepat untuk sampel antara 1.2 dan 1.5 g tercatat untuk seperseribu gram. Sampel kemudian ditambahkan ke Kjeldahl labu, diikuti dengan penambahan 12 g campuran tembaga katalis yang mengandung K2SO4 dan CuSO4 pada rasio 3.5:1, mendidih chip 1 – 2 dan 15 ml 18 M H2SO4. Campuran dicerna pada 410 C selama 60 menit dalam sistem pencernaan Kjeldahl (Fisher Scientific DB 20), dan kemudian didinginkan pada suhu kamaruntuk 15 menit. Selanjutnya ditambahkan 40 ml air terionisasi dan campuran yang terguncang untuk membubarkan garam apapun padat. Distilasi dilaksanakan selama 5 menit menggunakan Fisher Scientific distilasi Unit 100 dengan 50 ml larutan NaOH. Langkah titrasi dilaksanakan dengan 0,1 N HCl dan volume asam yang diperlukan untuk mencapai endpoint tercatat. Total nitrogen dalam sampel dihitung dan dikonversi ke % protein yang menggunakan faktor 6,25 (dengan asumsi bahwa berisi campuran protein murni16% nitrogen (Pomeranz & Meloan, 1994)).

Results (Indonesian) 2:

Kadar protein ditetapkan menurut metode Metode Resmi modifiedAOAC 940,25 Jumlah Nitrogen, Kjeldahl, 1995 (Hungerford, 1995). Bobot yang tepat untuk sampel antara 1,2 dan 1,5 g dicatat ke seperseribu gram. Sampel kemudian ditambahkan ke Kjeldahl termos, diikuti dengan penambahan 12 g campuran katalis tembaga yang mengandung K2SO4 dan CuSO4 pada rasio 3,5: 1, 1-2 chip didih dan 15 ml 18 M H2SO4. Campuran yang dicerna di 410? C selama 60 menit dalam Kjeldahl Digestion System (Fisher Scientific DB 20), dan kemudian didinginkan pada suhu kamar
selama 15 menit. Berikutnya, 40 ml air deionisasi ditambahkan dan campuran dikocok untuk membubarkan setiap garam padat. Distilasi dilakukan selama 5 menit menggunakan Unit Fisher Scientific Distilasi 100 dengan 50 ml NaOH. Langkah titrasi dilakukan dengan 0,1 N HCl dan volume asam yang diperlukan untuk mencapai titik akhir tercatat. Nitrogen total dalam sampel dihitung dan diubah menjadi% protein menggunakan faktor 6,25 (dengan asumsi bahwa campuran protein murni mengandung
16% nitrogen (Pomeranz & Meloan, 1994)).