Use of TBLT in ClassThis question e

Use of TBLT in Class

This question enquired into the extent to which these teachers (who by virtue of being members of the TBLSIG could be assumed to be interested in the method) actually implement TBLT in classes (Table 2). Surprisingly, only six percent of teachers who answered this question said that they “always” follow a TBLT approach. While no one chose “I don’t implement TBLT in the classroom, and I have no interest in attempting to use it in the future”, most teachers (90%) selected “I sometimes follow a TBLT approach”. This suggests that teachers believe that there are times and contexts where TBLT is inappropriate, but that perhaps they view it as one part of a wider approach to teaching. There may also be discrepancies between what teachers believe TBLT to be and how they are actually teaching it (see “Teacher Beliefs about TBLT” below).

Results (Indonesian) 1:

Penggunaan TBLT di kelasPertanyaan ini bertanya ke tingkat yang guru-guru ini (yang berdasarkan menjadi anggota TBLSIG dapat diasumsikan menjadi tertarik dalam metode) benar-benar menerapkan TBLT di kelas (Tabel 2). Anehnya, hanya enam persen dari guru yang menjawab pertanyaan ini mengatakan bahwa mereka "selalu" mengikuti pendekatan TBLT. Sementara tidak ada yang memilih "saya tidak menerapkan TBLT di dalam kelas dan saya telah tertarik mencoba untuk menggunakannya di masa depan", kebanyakan guru (90%) memilih "Saya kadang-kadang mengikuti pendekatan TBLT". Hal ini menunjukkan bahwa guru percaya bahwa ada saat-saat dan konteks dimana TBLT tidak pantas, tapi itu mungkin mereka melihatnya sebagai salah satu bagian dari pendekatan yang lebih luas untuk mengajar. Mungkin juga ada perbedaan antara apa yang guru percaya TBLT agar dan bagaimana mereka benar-benar mengajar itu (Lihat "Guru keyakinan tentang TBLT" di bawah ini).

Results (Indonesian) 2:

Penggunaan TBLT di Kelas

Pertanyaan ini bertanya ke sejauh mana guru tersebut (yang berdasarkan menjadi anggota TBLSIG bisa diasumsikan tertarik dalam metode) benar-benar melaksanakan TBLT di kelas (Tabel 2). Anehnya, hanya enam persen guru yang menjawab pertanyaan ini mengatakan bahwa mereka "selalu" mengikuti pendekatan TBLT. Sementara tidak ada yang memilih "Saya tidak menerapkan TBLT di kelas, dan aku tidak tertarik mencoba menggunakannya di masa depan", sebagian besar guru (90%) yang dipilih "Saya kadang-kadang mengikuti pendekatan TBLT". Hal ini menunjukkan bahwa guru percaya bahwa ada saat dan konteks di mana TBLT adalah tidak pantas, tapi mungkin mereka melihatnya sebagai salah satu bagian dari pendekatan yang lebih luas untuk mengajar. Mungkin juga ada perbedaan antara apa yang guru percaya TBLT untuk menjadi dan bagaimana mereka benar-benar mengajar (lihat "Guru Keyakinan tentang TBLT" di bawah).