where, j represents the jth farmer,

where, j represents the jth farmer, Yj is the yield per hectare of the jth farmer, Hj is the total size of the jth farmer’s paddy fields, Sj is expenditure on seeds, Fj is expenditure on fertilizer and finally Lj is the number of workers engaged in paddy farming. The selected variables were similar with previous studies (Piya et al., 2012; Koc et al., 2011; Agahi et al., 2008; Ekunwe et al., 2008; Alemdar and Oren, 2006; Sahin et al., 2007; Radam and Latif, 1996). Table 1 provides descriptive statistics of the variables. The expenditure on seeds, expenditure on fertilizer and number of workers are directly related to production effort, whereas, total size of paddy fields are the important fixed inputs for the farm operation.

Technical inefficiency model consists of five determinants and this model attempts to investigate the factors causing the differences in technical efficiency levels among the selected farmers. The technical inefficiency model can be formulated as follows:

Results (Indonesian) 1:

dimana, j merupakan petani j, yj adalah hasil per hektar dari petani j, hj adalah ukuran total sawah petani j itu, sj adalah pengeluaran untuk bibit, fj adalah pengeluaran untuk pupuk dan akhirnya lj adalah jumlah pekerja terlibat dalam pertanian padi. variabel yang dipilih adalah serupa dengan penelitian sebelumnya (piya et al, 2012;. koc et al, 2011;. agahi et al, 2008;.. ekunwe et al,2008; Alemdar dan oren, 2006; sahin et al, 2007;. Radam dan latif, 1996). Tabel 1 menyediakan statistik deskriptif dari variabel. pengeluaran pada biji, pengeluaran untuk pupuk dan jumlah pekerja secara langsung berhubungan dengan usaha produksi, sedangkan, ukuran total lahan sawah adalah input tetap penting untuk operasi pertanian.

Model inefisiensi teknis terdiri dari lima faktor penentu dan model ini upaya untuk menyelidiki faktor yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat efisiensi teknis antara petani yang dipilih. model inefisiensi teknis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Results (Indonesian) 2:

mana, j mewakili petani jth, Yj adalah hasil per hektar petani jth, Hj adalah ukuran total petani jth sawah, Sj adalah pengeluaran pada benih, Fj adalah pengeluaran pada pupuk dan akhirnya Lj adalah jumlah pekerja terlibat dalam pertanian padi. Variabel yang dipilih adalah serupa dengan studi sebelumnya (Piya et al., 2012; Koc et al., 2011; Agahi et al., 2008; Ekunwe et al., 2008; Alemdar dan Oren, 2006; Sahin et al., 2007; Radam dan Latif, 1996). Tabel 1 memberikan statistik deskriptif variabel. Pengeluaran benih, pengeluaran pupuk dan jumlah pekerja yang langsung berhubungan dengan usaha produksi, sedangkan ukuran total sawah yang penting tetap input untuk operasi pertanian.

Model teknis inefisiensi terdiri dari lima determinan dan model ini upaya untuk menyelidiki faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat teknis efisiensi antara para petani yang dipilih. Model inefisiensi teknis dapat dirumuskan sebagai berikut: