Male chauvinism (men's believe in m

Male chauvinism (men's believe in male superiority) extends even into the area of automobile driving, it seems. They believe that they are far better drivers than women. Men consider women drivers incompetent, inattentive and even dangerous behind the wheel.
However, statistics prove that women are, in fact, safer drivers than men. For example, insurance rates for women are 20 percent than they are for men. Another proof is that more accidents are caused by male drivers between the ages of 18 and 25 than by any other groups. Also the greater percentage of accident involving death is caused by men.
Although women are criticized for being too cautious, they are really just being safe drivers.The reason for women driver's safer habits can perhaps be found in the differing attitudes of sexes toward automobiles as a convenience, like a washing machine.
On the other hand, men regard the automobile as an extension of their egos. Using it as a weapon when they feel particularly aggressive or using it as a status symbol.
In all, women are safer drivers because of their attitude. Men can learn to become safe drivers if they adopt the attitude that an automobile is merely a convenience.

Results (Indonesian) 1:

Laki-laki integritis (laki-laki percaya pada laki-laki superioritas) meluas bahkan ke daerah mobil mengemudi, tampaknya. Mereka percaya bahwa mereka adalah pengemudi yang jauh lebih baik daripada wanita. Laki-laki mempertimbangkan pengemudi wanita tidak kompeten, lalai dan bahkan berbahaya di belakang kemudi.Namun, statistik membuktikan bahwa wanita adalah, pada kenyataannya, driver yang lebih aman daripada laki-laki. Misalnya, asuransi untuk perempuan adalah 20 persen dari mereka adalah untuk laki-laki. Satu lagi bukti adalah bahwa kecelakaan lebih disebabkan oleh laki-laki driver antara usia 18 dan 25 dari oleh kelompok lain. Juga persentase besar kecelakaan yang melibatkan kematian disebabkan oleh laki-laki. Meskipun wanita dikritik karena terlalu berhati-hati, mereka benar-benar hanya menjadi aman driver. Alasan untuk perempuan pengemudi aman kebiasaan dapat mungkin ditemukan dalam sikap yang berbeda jenis kelamin terhadap mobil sebagai kemudahan, seperti mesin cuci.Di sisi lain, orang menganggap mobil sebagai perluasan dari nafsu mereka. Menggunakannya sebagai senjata ketika mereka merasa sangat agresif atau menggunakannya sebagai simbol status.Dalam semua, wanita yang lebih aman driver karena sikap mereka. Laki-laki dapat belajar untuk menjadi aman driver jika mereka mengadopsi sikap mobil yang hanya kenyamanan.

Results (Indonesian) 2:

Pria chauvinisme (pria percaya pada superioritas laki-laki) meluas bahkan ke daerah mengemudi mobil, tampaknya. Mereka percaya bahwa mereka adalah driver yang jauh lebih baik daripada wanita. Pria menganggap wanita driver tidak kompeten, lalai dan bahkan berbahaya di belakang kemudi.
Namun, statistik membuktikan bahwa perempuan, pada kenyataannya, driver lebih aman daripada laki-laki. Misalnya, tingkat asuransi untuk perempuan 20 persen dari mereka adalah untuk laki-laki. Bukti lain adalah bahwa kecelakaan lebih disebabkan oleh driver laki-laki antara usia 18 dan 25 dari oleh kelompok lain. Juga persentase lebih besar dari kecelakaan yang melibatkan kematian disebabkan oleh laki-laki.
Meskipun perempuan dikritik karena terlalu berhati-hati, mereka benar-benar hanya menjadi drivers.The alasan aman bagi kebiasaan wanita pengemudi lebih aman mungkin bisa ditemukan dalam sikap yang berbeda dari jenis kelamin terhadap mobil sebagai kenyamanan, seperti mesin cuci.
Di sisi lain, pria menganggap mobil sebagai perpanjangan ego mereka. Menggunakannya sebagai senjata ketika mereka merasa sangat agresif atau menggunakannya sebagai simbol status.
Dalam semua, wanita adalah driver lebih aman karena sikap mereka. Pria bisa belajar untuk menjadi driver aman jika mereka mengadopsi sikap bahwa mobil hanyalah kenyamanan.