Results (
Indonesian) 2:
[Copy]Copied!
(ii) Komunisme (dan Sosialisme sebagai langkah menuju Komunisme) pada dasarnya merupakan suatu penolakan sistem kapitalis. Menurut Karl Marx (Capital, 1867) Sistem Kapitalis yang menumpuk modal dengan ulang appropriating 'nilai lebih' dihasilkan oleh tenaga kerja, akhirnya akan runtuh karena melekat
'kontradiksi struktural. Karl Marx, alih-alih menunggu ini 'runtuhnya alam' meramalkan 'revolusi proletar' (oleh kelas pekerja) terhadap 'borjuis' (kapitalis). Sebagai hasil dari revolusi, semua aktiva produktif akan dimiliki oleh negara dan dengan demikian menciptakan sebuah 'masyarakat tanpa kelas'. Dalam hal ini 'tanpa kelas' masyarakat 'semua orang akan bekerja sesuai dengan kemampuannya dan mendapatkan bagian (dari pendapatan yang dihasilkan)
sesuai dengan kebutuhan nya. Dalam latar belakang tesis ini, Sistem Ekonomi Sosialis dipraktekkan di sejumlah negara mengakibatkan:
a) Sebanyak menguasai ekonomi di bawah partai politik tunggal
(partai komunis atau sosialis), dengan sedikit peran pasar dalam alokasi
sumber daya dan distribusi pendapatan ; dan
b) Makroekonomi Perencanaan (alternatif untuk sistem pasar) sebagai alat yang efektif untuk alokasi sumber daya dan pembuatan keputusan produksi.
Komunisme / Sosialisme di bawah sistem revolusioner semacam itu mengakibatkan menghilangkan ketimpangan yang besar dalam distribusi pendapatan / kekayaan disaksikan oleh jutaan bawah Sistem Kapitalis. Pada tahap awal perencanaan ekonomi ini juga menyaksikan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi (terutama di sektor industri). Namun, tidak bisa mempertahankan momentum ini bahkan untuk satu abad. Sosialisme sebagai filosofi ekonomi menerima kemunduran besar setelah turun jatuh dari pelopor dan pemimpin -Soviet Union. Namun,
Being translated, please wait..
