Internal analysis“The internal audi

Internal analysis
“The internal audit examines the company’s own resources
and supplies suggestions as to the company’s strengths and
weaknesses” (Vrontis and Vignali, 1999, p. 394). Internal
considerations are mainly controllable by the company and
therefore companies should do their utmost to avoid any
problems arriving from them. It is evidently proven that
product development and strategic formation are based on the
internal organisational capabilities. Internal audit examines
the company’s own resources and supplies suggestions as to
its strengths and weaknesses.
The relationship between the company and Dairy 1
The company investigated in the paper enjoys a good
relationship with Dairy 1, trying at the same time to
maintain high satisfaction and loyalty levels. This has mainly
been achieved by the use of sales/technical people, who have
over the years aimed to build and develop a good relationship.
The company’s relationship with Dairy 1 is illustrated in
Figure 4. The aim of the company is to maintain this “apostle/
loyalist” position in the future.
In relation to McDonald et al.’s (2000) model (see
Figure 5), since 1969 the relationship has progressed from
the basic stage to the cooperative stage and today comfortably
sits in the interdependence stage. The characteristics of the
relationship at this stage are as follows:

Results (Indonesian) 2:

Analisis internal
"Audit internal mengkaji sumber daya perusahaan sendiri
dan persediaan saran untuk kekuatan dan perusahaan
kelemahan" (Vrontis dan Vignali, 1999, hal. 394). Internal
pertimbangan terutama dikendalikan oleh perusahaan dan
oleh karena itu perusahaan harus melakukan yang terbaik untuk menghindari
masalah yang datang dari mereka. Hal ini jelas membuktikan bahwa
pengembangan produk dan pembentukan strategis didasarkan pada
kemampuan organisasi internal. Audit internal meneliti
sumber daya perusahaan sendiri dan persediaan saran untuk
kekuatan dan kelemahan.
Hubungan antara perusahaan dan Dairy 1
Perusahaan diselidiki di koran menikmati baik
hubungan dengan Dairy 1, berusaha pada saat yang sama untuk
menjaga kepuasan yang tinggi dan tingkat loyalitas. Hal ini terutama
dicapai dengan menggunakan penjualan / orang-orang teknis, yang memiliki
lebih dari satu tahun yang bertujuan untuk membangun dan mengembangkan hubungan yang baik.
Hubungan perusahaan dengan Dairy 1 diilustrasikan dalam
Gambar 4. Tujuan perusahaan adalah untuk mempertahankan ini "rasul /
loyalis" posisi di masa depan.
Sehubungan dengan McDonald et al. (2000) Model (lihat
Gambar 5), sejak 1969 hubungan telah berkembang dari
tahap dasar ke tahap koperasi dan hari ini dengan nyaman
duduk di panggung saling ketergantungan. Karakteristik
hubungan pada tahap ini adalah sebagai berikut: