This paper has examined the behavio

This paper has examined the behavior of the exchange rate of the Indonesian rupiah against the U.S. dollar. Four different models have been tested in empirical work. In the PPP model, based on the value of adjusted R2, the standard error of the coefficient, and the mean absolute percent error, the regression with the relative PPI shows better results than the regression with the relative CPI. In the uncovered inte
rest parity, the coefficient of the interest rate differential has a wrong sign and is insignificant whereas the expected exchange rate is positive and highly
significant. In the monetary models, the Bils on model and the Frenkel model apply to the IDR/USD exchange rate whereas the Dornbusch model and the Frankel model are not applicable. In the extended Mundell-Fleming model, more real money supply, a smaller government spending/GDP ratio, a lower stock price, a higher domestic interest rate, and a higher expected inflation rate would cause the rupiah to depreciate. Excluding the UIP model, the monetary models and the extended Mundell-Fleming model exhibit smaller forecast errors than the PPP model. Based on the value of adjusted R2 and the correct sign and significance of the coefficients, the Bilson model performs best

Results (Indonesian) 2:

Makalah ini telah meneliti perilaku nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar AS. Empat model yang berbeda telah diuji dalam pekerjaan empiris. Dalam model PPP, berdasarkan nilai disesuaikan R2, standard error dari koefisien, dan kesalahan persen berarti mutlak, regresi dengan PPI relatif menunjukkan hasil yang lebih baik daripada regresi dengan CPI relatif. Dalam terungkap inte
paritas istirahat, koefisien perbedaan suku bunga memiliki tanda yang salah dan tidak signifikan sedangkan nilai tukar yang diharapkan adalah positif dan sangat
signifikan. Dalam model moneter, Bils pada model dan model Frenkel berlaku untuk nilai tukar / USD IDR sedangkan model Dornbusch dan model Frankel tidak berlaku. Dalam model Mundell-Fleming diperpanjang, uang beredar lebih nyata, rasio yang lebih kecil pengeluaran pemerintah / PDB, harga saham yang lebih rendah, tingkat bunga domestik yang lebih tinggi, dan tingkat inflasi yang lebih tinggi diharapkan akan menyebabkan rupiah terdepresiasi. Termasuk model UIP, model moneter dan Mundell-Fleming Model pameran kesalahan prediksi yang lebih kecil diperpanjang dari model PPP. Berdasarkan nilai adjusted R2 dan tanda yang benar dan signifikansi koefisien, model Bilson melakukan yang terbaik