IntroductionThis article explores t

Introduction

This article explores the connection between the good practice and the good governance in university governance by boards of governors, regents or trustees across the British Commonwealth and the United States. The paper identifies five primary models of board level governance in universities: (1) faculty; (2) corporate; (3) trustee governance; (4) stakeholder; and (5) amalgam models of governance. It discusses how these models work in practice. It concentrates on governance by boards of governors at the same time considering bicameral governance divided between governing boards and academic senates as well as between faculty and student governing bodies (Sturner, 1971).The analysis demonstrates that each governance model serves different purposes in different contexts and at different times.Whatever the virtue of a governance model may be in the abstract, its functional value hinges on how it is applied in a particular case. Ultimately, each governance model is only as effective as those who craft it along with those who order their lives in light of it.

Results (Indonesian) 2:

Pendahuluan

Artikel ini mengeksplorasi hubungan antara praktek yang baik dan pemerintahan yang baik di university governance oleh dewan gubernur, bupati atau wali di Persemakmuran Inggris dan Amerika Serikat. Makalah ini mengidentifikasi lima model utama pemerintahan tingkat dewan di universitas: (1) fakultas; (2) perusahaan; (3) pemerintahan wali amanat; (4) pemangku kepentingan; dan (5) model campuran dari pemerintahan. Ini membahas bagaimana model ini bekerja dalam prakteknya. Hal ini berkonsentrasi pada pemerintahan oleh dewan gubernur pada saat yang sama mempertimbangkan tata bikameral terbagi antara papan pemerintahan dan senat akademik serta antara dosen dan mahasiswa yang mengatur badan (Sturner, 1971) analisis an menunjukkan bahwa masing-masing model tata kelola melayani tujuan yang berbeda dalam konteks yang berbeda dan pada times.Whatever berbeda keutamaan model pemerintahan mungkin dalam abstrak, nilai fungsional bergantung pada bagaimana itu diterapkan dalam kasus tertentu. Pada akhirnya, masing-masing model pemerintahan hanya sebagai efektif sebagai orang-orang yang kerajinan itu bersama dengan orang-orang yang memesan kehidupan mereka dalam terang itu.