It may even be a mistake to suppose

It may even be a mistake to suppose that Shusterman thinks that
popular art is “the best that has been thought and said” of popular
culture: “I admit that the products of popular art are often aesthetically
wretched and lamentably unappealing, just as I recognize that
their social effects can be very noxious, particularly when they are
consumed in a passive, all-accepting way” (176). It seems that in the
end popular art is to be valued only for its “potential” (177).

Results (Indonesian) 1:

Itu bahkan mungkin kesalahan untuk menduga bahwa Shusterman berpikir bahwaseni populer adalah "yang terbaik yang telah berpikir dan berkata" populerbudaya: "Aku mengakui bahwa produk-produk dari seni populer yang sering estetiscelaka dan lamentably menarik, sama seperti aku mengakui bahwamereka dampak sosial dapat menjadi sangat berbahaya, terutama ketika merekadikonsumsi secara pasif menerima semua"(176). Tampaknya bahwa dalamseni populer akhir adalah dihargai hanya untuk "potensi" (177).

Results (Indonesian) 2:

Bahkan mungkin kesalahan untuk menganggap bahwa Shusterman berpikir bahwa
seni populer adalah "yang terbaik yang telah berpikir dan berkata" populer
budaya: "Saya mengakui bahwa produk seni populer sering estetis
celaka dan lamentably tidak menarik, sama seperti aku mengenali bahwa
efek sosial mereka bisa sangat berbahaya, terutama ketika mereka
dikonsumsi dalam pasif, semua-menerima cara "(176). Tampaknya di
akhir seni populer adalah untuk dihargai hanya untuk "potensial" nya (177).