Third, whether there is involvement

Third, whether there is involvement in various social activities or barriers and reluctance to engage; Fourth, if there is appreciation and reception (recognition) or no appreciation and no acceptance (rejection), which is particularly in the case of social differences, economic, tribal, and racial in the community. Fifth, if there is a feeling that the presence of an individual or group is valid (legitimate) or invalid (illegitimate), which is particularly relevant in the context of law against immigration / immigrants. The traditional practice of "tepungtawar" strengthens social ties within a family, between families, local community and society. The most essential in the symbolic ceremony is the union of two families or a large family that can coexist in harmony. In the wedding ceremony, the symbol is the union of two different families, namely the host family and in-laws family, in a new household and is expected to be more binding and become one big family.

Results (Indonesian) 1:

Ketiga, Apakah ada keterlibatan dalam berbagai kegiatan sosial atau hambatan dan keengganan untuk terlibat; Keempat, jika ada penghargaan dan resepsi (pengenalan) atau tanpa penghargaan dan tidak ada penerimaan (penolakan), yang terutama dalam hal perbedaan sosial, ekonomi, suku dan ras di masyarakat. Kelima, jika ada perasaan bahwa kehadiran seorang individu atau kelompok yang berlaku (sah) atau off (tidak sah), yang sangat relevan dalam konteks hukum terhadap imigrasi / imigran. Praktek tradisional "tepungtawar" memperkuat hubungan sosial dalam keluarga, antara masyarakat, keluarga dan masyarakat. Yang paling penting dalam upacara simbolis adalah Uni dua keluarga atau keluarga besar yang dapat hidup berdampingan dalam harmoni. Dalam upacara pernikahan, simbol adalah Uni dua keluarga yang berbeda, yaitu keluarga semang dan mertua Keluarga, di rumah tangga baru dan diharapkan lebih mengikat dan menjadi satu keluarga besar.

Results (Indonesian) 2:

Ketiga, apakah ada keterlibatan dalam berbagai kegiatan sosial atau hambatan dan keengganan untuk terlibat; Keempat, jika ada apresiasi dan penerimaan (pengakuan) atau tidak ada apresiasi dan tidak ada penerimaan (penolakan), yang sangat dalam kasus perbedaan sosial, ekonomi, suku, dan ras di masyarakat. Kelima, jika ada perasaan bahwa kehadiran seorang individu atau kelompok berlaku (sah) atau tidak valid (sah), yang sangat relevan dalam konteks hukum terhadap imigrasi / imigran. Praktek tradisional "tepungtawar" memperkuat ikatan sosial dalam keluarga, antara keluarga, masyarakat setempat dan masyarakat. Yang paling penting dalam upacara simbolik adalah penyatuan dua keluarga atau keluarga besar yang dapat hidup berdampingan secara harmonis. Dalam upacara pernikahan, simbol adalah penyatuan dua keluarga yang berbeda, yaitu keluarga angkat dan mertua keluarga, di rumah tangga baru dan diharapkan akan lebih mengikat dan menjadi satu keluarga besar.